Padangbai, maritim : Sebagaimana halnya pada tiap hari liburan tertentu, serta terkait peringatan keagamaan tertentu, Pulau Dewata Bali selalu menjadi sasaran “melarikan diri” dari rutinitas sehari-hari, dan sesekali menyempatkasn diri menjadi wisatawan lokal. Lebih-lebih pada akhir tahun 2018 dan mengawali tahun 2019, ketika untuk tahun ini merangkum tiga even berlangsung secara berurutan:
Senin 24 Desember 2018 sebagai “harpitnas” (hari terjepit nasional) merupakan awal libur Natal bagi umat Kristiani;
Selasa 25 Desember 2018 selain merupakan puncak Hari Natal, juga jadi awal Penampahan Galungan yang pada Kamis merupakan Manis Galungan yang pelbagai upacaranya akan bersambung dengan Hari Raya Kuningan bagi umat Hindu;
Senin 31 Desember 2018 hingga Selasa 1 Januari 2019 dirayakan secara global sebagai New Year Eve tiap pergantian tahun.
Guna mengantisipasi kemungkinan hgal-hal yang tak diinginkan, utamanya dalam memasuki tahun politik 2019 yang akan dilangsungkan pemilihan legislatip serta pemilihan presiden RI, mendekati perayaan Natal dan tahun baru (Nataru), pengamanan di pintu masuk Bali lewat jalur laut melalui pelabuhan penyeberangan Gilimanuk Kabupaten Jembrana di sisi barat, serta melalui Pelabuhan Padangbai, Karangasem di sisi timur, mulai diperketat. Sedangkan Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose selaku penanggungjawab umum keamanan dan ketertiban di Provinsi Bali, telah menyiapkan satu unit helikopter yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk bergerak cepat memantau kondisi wilayah dari sisi udara.
Hal tersebut juga diakui oleh Kapolsek Padangbai, AKP. I Wayan Subrata Sabtu (22/12). Menurutnya dalam rangka pengamanan Nataru, jajaran Polsek Padangbai mendapat penambahan personel dari Polres Karangasem baik pada pos pengamanan, pos pelayanan terpadu maupun satgas penanggulangan potensi terjadinya terorisme.
Jelas Kapolsek Padangbai: “Dari Polres berupa bantuan penebalan sebanyak 37 personil yang terbagi dalam wilayah kawasan laut Padangbai ditambah personil Polsek sebanyak 26 orang”.
Sementara itu, untuk para penumpang, orang maupun kendaraan dan barang bawaan baik yang masuk maupun keluar dilakukan pemeriksaan secara intensif untuk mengantisipasi hal yang tudak diinginkan. Sejauh ini, dikatakan Subrata, situasi di dermaga Padangbai masih kondusif dan aktifitas penyeberangan berlangsung normal seperti biasanya.
Puting Beliung: Sementara itu, fenomena terjadinya angin puting beliung di selat Bali mulai muncul pada sekitar pukul 17.00 wita hai Minggu (23/12/2018) hingga mengakibatkan hujan lebat disertai angin kencang. Maka, guna menjaga keselamatan pelayaran, aktivitas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk pun ditutup sementara.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, munculnya angin puting beliung berasal dari atas perkampungan di Lingkungan Asri, Gilamanuk. Laju angin puting beliung tersebut kemudian bergerak ke arah barat.
Kendati tak menimbulkan kerusakan, namun karena angin puting beliung itu melintas di Selat Bali, dengan potensi dapat membahayakan pelayaran kapal, mengingat pada saat ini angkutan Nataru sedang menuju ke puncak kesibukan. Akibat cuaca buruk tersebut, tercatat kecepatan angin mencapai sekitar 15 knot ditambah hujan lebat membuat jarak pandang Nahkoda terbatas.
Untuk keselamatan pelayaran, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) memutuskan memunda penyeberangan mulai pukul 17.30 Wita. Ujar Kepala UPP Gilimanuk Nyoman Suryantha:
“Penundaan penyeberangan sementara kita lakukan karena hujan deras dan angin kencang yang menimbulkan kabut sehingga jarak pandang terbatas”.
Akibat Penundaan penyebrangan ini, ratusan kendaraan yang akan menyebrang sementara menumpuk di parkir pelabuhan. Namun cuaca buruk segera kembali normal dan sekitar pukul 17.50 wita penyebrangan dibuka kembali. (Erick Arhadaita/Adit)