TANJUNG PERAK, MARITIM : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/ Pelindo III, berencana memberlakukan tarif khusus untuk biaya handling transhipment petikemas domestik di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Hal itu dilakukan sebagai upaya menurunkan biaya logistik dari sisi biaya kepelabuhanan. Pelabuhan Tanjung Perak memiliki lokasi strategis sebagai penghubung Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Oleh karenanya, pemberlakuan tarif khusus ini diharap mampu menurunkan biaya pengiriman barang dan daya saing logistik di wilayah timur Indonesia.
Doso Agung Direktur Utama Pelindo III mengatakan besaran tarif khusus tersebut saat ini masih dalam proses finalisasi dan akan segera diumumkan kepada para pengguna jasa. Ungkapnya Rabu (9/1/2019) lalu di Surabaya: “Besarannya masih dirumuskan tim internal kami. Yang pasti akan diumumkan dalam waktu dekat ini, dan berlaku untuk penanganan antar terminal di Pelabuhan Tanjung Perak, hingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh para pengguna jasa”.
Lebih lanjut ditambahkan, saat ini Pelabuhan Tanjung Perak menangani 72 jalur pelayaran petikemas domestik. Hal itu menunjukkan bahwa Pelabuhan Tanjung Perak memiliki peran yang sangat penting dalam distribusi logistik ke berbagai wilayah Indonesia. Menurutnya, sekitar 75% angkutan barang menuju ke wilayah timur Indonesia. Artinya biaya penanganan muatan di Pelabuhan Tanjung Perak sedikit banyak akan berpengaruh pada biaya logistik.
Dalam pada itu pada kesempatan berbeda, Raja Oloan Saut Gurning pakar maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), mengemukakan bahwa ia juga melihat pemberlakukan tarif khusus tersebut merupakan usaha positif.
Ujarnya memungkasi penjelasan: “Bagaikan udara segar bagi para pemilik barang serta operator pelayaran di tengah berbagai kesulitan pasar, serta tingginya beban usaha jasa angkutan petikemas nasional selama ini. Usaha ini dapat menumbuhkan optimisme baru bagi pelaku usaha petikemas untuk tetap eksis mendukung geliat logistik maritim nasional. Secara khusus, rencana efisiensi biaya penanganan kontainer tersebut jelas akan memberi dampak menguatnya preferensi pemilik barang dan pelayaran terhadap sejumlah terminal kontainer di Tanjung Perak, sebagai opsi menarik untuk lokasi transhipment petikemas domestik”.(Erick Arhadita)