JAKARTA-MARITIM: Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, mendukung keinginan pemilik barang sebagaimana yang dikemukakan GINSI, agar tidak ada penaikan tarif layanan apapun di pelabuhan Tanjung Priok pada 2019.
“Tentunya kami setuju apa yang diinginkan pemilik barang. Kalau Ginsi keberatan dan tidak perlu ada penaikan ataupun penyesuaian tarif pelabuhan, ALFI sangat mendukung,”ujar Ketua DPW ALFI DKI Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Widijanto mengakui, tarif layanan jasa kepelabuhan sangat memengaruhi beban logistik nasional.
“Karenanya kita mesti lebih cermat dalam melihat dan merespon struktur dan tarif layanan tersebut. Kalau gak perlu naik ya jangan naik,”ucapnya.
Widijanto mengatakan hal itu mengapresiasi keinginan pemilik barang impor di pelabuhan Priok yang diwakili GINSI agar tidak ada penaikan tarif layanan jasa kepelabuhanan di Tanjung Priok pada tahun ini.
“Intinya kita setuju dan dukung keinginan Ginsi menyangkut hal tersebut,”paparnya.
Sebelumnya, Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) mengingatkan agar tidak ada lagi kenaikan tarif layanan jasa kepelabuhanan di pelabuhan Tanjung Priok, pada tahun ini dengan alasan apapun.
Ketua Badan Pengurus Daerah GINSI DKI Jakarta, Capt.Subandi mengungkapkan, alasannya karena revenue/pendapatan PT.Pelindo II di Tanjung Priok termasuk anak usaha yang dikelola BUMN itu, sudah cukup besar saat ini.
“Kami ingatkan agar di tahun 2019 tidak ada kenaikan tarif layanan apapun di pelabuhan Tanjung Priok mengingat revenue dan keuntungan BUMN itu pada tahun lalu sudah melebihi target termasuk juga anak-anak perusahaannya. Sehingga tidak ada alasan pengajuan kenaikan tarif apapun,”ujar Subandi melalui keterangan pers GINSI DKI Jakarta, pada Rabu (23/1/2019).
Subandi menambahkan, terlebih saat ini juga banyak pekerjaan yang selama ini di kerjakan oleh perusahaan-perusahaan swasta yang kecil-kecil seperti bongkar muat (PBM) maupun tempat penimbunan sementara untuk kegiatan pindah lokasi penumpukan peti kemas (PLP), kinipun mulai dikerjakan oleh BUMN itu melalui anak perusahaannya.
Subandi mengaku prihatin, mengingat kondisi saat ini perusahaan swasta kecil di Priok semakin terpuruk.
“Saya dengar mereka sedang berencana mengajukan kenaikan tarif di terminal khusus kendaraan (IKT) dan juga tarif lift on-lift off (Lo-Lo) peti kemas di pelabuhan Priok, tetapi Ginsi menegaskan tidak akan menyetujui remcana tersebut,”tandasnya
Makanya,kata Subandi , GINSI tidak akan setuju kalau ada rencana usulan kenaikan ataupun penyesuaian tarif lantaran keuntungan Pelindo II beserta anak perusahaannya sudah sangat luar biasa.(mad/hb)