JAKARTA-MARITIM: Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DKI Jakarta meminta pemerintah mengkaji ulang besaran tarif tol tran Jawa yang dinilai para pengusaha truk terlalu mahal.
Aptrindo mengharapkan rua tol trans Jawa menggunakan sistem Single Tarif dan paling tinggi Rp 1 juta untuk pulang pergi (P/P).
Ketua DPD Aptrindo DKI Mustajab Susilo Basuki, mengemukakan, pada ruas tol itu untuk Jajarta – Pasuruan sekitar Rp 1.637.000 sekali jalan atau Rp 3.274.000 (P/P).Adapun uang jalan sopir ternasuk komisi dan BBM Rp 4- 5 juta Pulang Pergi (PP).
“Dengan tarif tol sebesar itu plus uang jalan sopir termasuk BBM antara Rp4 – 5 juta P/P. Secara bisnis sudah tidak efisien angkutan barang menggunakan tol tersebut,”ujarnya.
Sementara ongkos yang diterima dari pemilik barang berkisar antara Rp 10 – Rp 15 juta.
“Kita sebagai pengusaha angkutan harus menghitung biaya ganti ban. Misalnya kalau trailer dengan ban 22 buah harus ganti setiap 6 bulan kalau dipakai untuk melayani Jakarta – Surabaya.
Aptrindo juga menyoroti kualitas jalan pada sejumlah titik di ruas tol trans Jawa yang cepat merusak ban karena sebagian menggunakan aspal dan sebagian lainnya cor beton.
Seperti diketahui, pada 16 Januari 2019, ruas jalan Tol Pemalang-Batang KM 321 menuju Kabupaten Batang, Jawa Tengah mengalami kerusakan. Tol yang baru diresmikan 20 Desember 2018 kemarin itu mengalami kerusakan berupa keretakan pada jalan. Bahkan pondasi penahan ruas tol kanan-kirinya juga mengalami longsor.
Bahkan kerusakan juga pernah terjadi di ruas tol Salatiga-Kartasura, Jawa Tengah. Talut atau lereng disamping ruas tol tersebut ambles. Kerusakan talut terjadi pada 24 Desember 2018, atau 4 hari setelah diresmikan.(Akhmad)