IPCC.Tbk Catat Kenaikan Layanan Kargo 33%

Dirut PT.IPCC Tbk, Chiefy Adi Kusmargono (kiri) bersama Ustad Yusuf Mansyur
Dirut PT.IPCC Tbk, Chiefy Adi Kusmargono (kiri) bersama Ustad Yusuf Mansyur (kanan)

JAKARTA-MARITIM: PT. Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC),mencatat kenaikan kargo domestik maupun internasional diterminal khusus kendaraan yang dikelolanya.

Direktur Utama IPCC Tbk, Chiefy Adi Kusmargono mengatakan, pengangkutan kargo domestik 2018 meningkat menjadi 33,3% dibandingkan tahun 2017 sebesar 15% sehingga porsi internasional turut mengalami perubahan dari 85% menjadi 66,7%.

Sementara itu, dari sisi pendapatan komposisi domestik mengalami perubahan di tahun 2018 menjadi 11,22% dibandingkan 2017 sebesar 7,3% dan porsi pendapatan internasional di 2018 sebesar 88,78% dibandingkan tahun 2017 sebesar 92,7%.

Adapun kinerja keuangan perseroan, budget guidance 2019 ditargetkan pertumbuhan pendapatan antara 25-30%; EBITDA margin ditargetkan bertumbuh 40-45%, hingga kebutuhan capex sebesar Rp 335-340 miliar.

Meningkatnya aktivitas bisnis dan pengembangannya memberikan dampak positif pada kinerja perseroan yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan, EBITDA, hingga laba bersih yang pertumbuhannya sangat baik di kisaran 30-40%.

“Selain itu, berbagai rasio seperti ROA, ROE, dan EBITDA margin juga mengalami peningkatan,” ujarnya melalui siaran pers perseroan, pada Rabu (23/1/2019).

IPCC mengelola lahan seluas 31 hektar dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun. Sesuai rencana, pada 2022, IPCC menargetkan lahan seluas 89,5 hektar dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan. Dengan demikian, IPCC diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.

Dari segi kinerja keuangan IPCC mampu menjaga kinerjanya dengan baik. Kinerja pada tahun 2017 yang menunjukan peningkatan dapat berlanjut di tahun 2018. Hingga kuartal ketiga 2018, IPCC mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 27,18% menjadi Rp. 383,80 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp. 301,79 miliar.

EBITDA bertumbuh 37,03% menjadi Rp. 181,85 miliar dari Rp. 132,71 miliar di kuartal tiga 2017. Laba usaha meningkat 25,45% dari Rp.136,70 miliar menjadi Rp. 171,64 miliar di kuartal tiga 2018. Dan pada laba tahun berjalan mencapai Rp. 146,64 miliar dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp. 106,99 miliar.

Dari sisi total aset, IPCC berhasil membukukan kenaikan sebesar 265,05% menjadi Rp1,22 triliun pada kuartal tiga 2018 dibandingkan Rp. 334,74 miliar di akhir 2017. Total liabilitas tercatat sebesar Rp107,38 miliar dibandingkan akhir 2017 sebesar Rp. 97,69 miliar atau meningkat 9,92%.

Sementara itu, total ekuitas bertumbuh 370,19% dari Rp. 237,05 miliar di akhir 2017 menjadi Rp. 1,22 triliun di kuartal 3 2018. Posisi current ratio sebesar 10,24 kali dibandingkan 2,50 kali di akhir 2017. Untuk posisi debt to equity ratio tercatat 0,09 di kuartal tiga 2018 dibandingkan akhir 2017 sebesar 0,4 yang menunjukan perbaikan kualitas leverage perusahaan.

KUNJUNGAN YUSUF MANSYUR

Pada hari ini, Rabu, 23 Januari 2019, perseroan juga menerima kunjungan Ustad Yusuf Mansyur.

Dalam kunjungan tersebut, Ustad Yusuf Mansyur selain mendengarkan paparan yang disampaikan oleh manajemen IPCC yang dalam hal ini diwakili oleh jajaran direksi IPCC ia pun juga melakukan penjajakan penanaman saham di IPCC yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia.

Pada saat kedatangannya, Ustad Yusuf Mansur bersama dengan Chiefy Adi Kusmargono selaku Direktur Utama IPCC ditemani oleh Sofyan Gumelar selaku Corporate Secretary dan Reza Priyambada selaku Investor Relation melakukan pengamatan dan berkeliling ke ruangan kantor sebelum mendengarkan paparan dari manajemen IPCC di Innovation Room, Gedung IPCC lantai 2.

Dalam pengamatannya, Ustad Yusuf Mansur terkesima dengan suasana dan atmosfir kantor IPCC.

“Saya tidak mengira kantor di pelabuhan yang merupakan anak perusahaan BUMN/PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) ada yang seperti ini. Kesan yang saya tangkap, pelabuhan itu keras, panas, dan jauh dari mana-mana. Tapi, saya kagum dengan suasana, energi dan spirit kantor IPCC dan penyambutan yang ramah dan bersabahat,” ungkap Ustad Yusuf Mansur.

Dia menambahkan jika suasana kantor IPCC hampir sama dengan kantor fintech dan milenial banget.

Sembari berjalan menikmati suasana setiap sudut kantor sambil live di salah satu akun medsos yang dimilikinya.

“Wooou kereeen ini representasi wajah masa depan, kebahagiaan dan kebanggaan Indonesia,”kata pendiri Paytren itu.

Pada kesempatan itu BOD IPCC Tbk menyampaikan presentasi untuk memberikan gambaran mengenai performansi bisnis IPCC guna memberikan justifikasi terhadap minat Ustad Yusuf Mansyur dalam berinvestasi di saham IPCC.

IPCC Tbk merupakan anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC). IPCC memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan.

Jasa pelayanan meliputi Stevedoring, Cargodoring, Receiving, dan Delivery,
Selainitu, IPCC juga melayani pelayanan jasa lainnya, yaitu Vehicle Processing Center (VPC), Equipment Processing Center (EPC), Port Stock, dan Transhipment Roro Services.

IPCC tidak hanya menyediakan jasa terminal untuk mobil, tapi juga untuk alat berat, truk, bus, dan suku cadang.

IPCC mengelola lahan seluas 31 hektar dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun. Sesuai rencana, pada 2022, IPCC menargetkan lahan seluas 89,5 hektar dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan. Dengan demikian, IPCC diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.(mad/hb)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *