JAKARTA – MARITIM : Menperin mengukuhkan kembali tujuh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, atau Eselon I, di lingkungan Kemenperin.
Mereka disumpah Senin (4/2), Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar, Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto serta Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih.
Yang lain, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Achmad Sigit Dwiwahjono serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara.
Kemudian dua staf ahli menteri pada bidang yang berbeda, yakni Staf Ahli Menteri Bidang Pendalaman Penguatan dan Penyebaran Industri dipercayakan kepada Soerjono dan Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi dijabat oleh Imam Haryono.
Restrukturisasi organisasi ini untuk memaksimalkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Di sisi lain, bertujuan mengakselerasi prioritas kinerja kementerian, yang sejalan dengan strategi prioritas nasional Making Indonesia 4.0.
Reorganisasi ini dilakukan berdasarkan Perpres No 69 tahun 2018 tentang Perubahan atas Perpres No 29 tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian.
“Saya mengharapkan saudara-saudara terus memberi kontribusi terbaik kepada Kemenperin. Terutama dalam mewujudkan penerapan Making Indonesia 4.0,” kata Menperin, Airlangga Hartarto, ketika melantik.
Untuk mendorong pengembangan lima sektor industri prioritas Making Indonesia 4.0, diakomodir sektor farmasi, sehingga kini di Kemenperin ada Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil.
Selanjutnya, guna meningkatkan kualitas SDM, Kemenperin membentuk unit eselon I Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI). Yang merupakan perpanjangan tangan dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Industri.
Di mana, Presiden setelah menggenjot pembangunan infrastruktur, selanjutnya akan fokus memprioritaskan pengembangan SDM.
Terkait itu, kementerian teknis ini sudah memiliki sembilan sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sepuluh politeknik. Dua akademi komunitas (Akom). Politeknik Morowali akan ditingkatkan kapasitasnya jadi tiga kali lipat dan membangun Politeknik Kimia di Cilegon.
Airlangga berharap, perubahan nomenklatur organisasi ini dapat jadi momentum bekerja lebih cepat dan lebih baik lagi, untuk mendorong pencapaian sasaran dan program-program Kemenperin.
“Saya ingatkan kembali, Kemenperin merupakan leading sector penerapan Making Indonesia 4.0, dengan aspirasi Indonesia masuk sepuluh ekonomi terbesar di dunia pada 2030,” ungkap Menperin. (M Raya Tuah)