JAKARTA: PT.Pelabuhan Indonesia II/IPC merancang fasilitas kawasan logistik terpadu untuk kegiatan impor dan ekspor di lahan Kalibaru Jakarta Utara (diluar pelabuhan) namun berdekatan dengan areal New Priok Container-One (NPCT-1).
Penyiapan fasilitas tersebut kini sedang dilakukan studi kelaikan oleh konsultan independen, dan diharapkan studi bisa selesai tahun ini sehingga pada 2020 pembangunan fasilitas logistik terpadu itu bisa mulai dilaksanakan.
Hal itu dikemukakan Direktur Operasi IPC Prasetyadi, terkait rencana program penataan pelabuhan Tanjung Priok Jakarta untuk jangka panjang.
“Fasilitas logistik terpadu di pelabuhan Priok itu untuk mengefisiensikan layanan kargo full container load (FCL) maupun less than container load (LCL), termasuk juga akan ada pergudangan dan pusat logistik berikat didalamnya.Jadi semua layanan itu menjadi satu pintu,”ujarnya kepada tabloid Maritim, Rabu (13/2/2019).
Prasetyadi mengatakan, fasilitas logistik terpadu merupakan program jangka panjang IPC untuk menyesuaikan tuntutan pengguna jasa/pelaku usaha logistik nasional dan kalangan industri.
Termasuk, imbuhnya, pada fasilitas itu juga akan disiapkan pergudangan sebagai pendukung perdagangan/aktivitas logistik secara elektronik atau e-comerce yang terkoneksi dengan sistem kepabeanan dan cukai.
Dia mengungkapkan, saat fasilitas logistik terpadu sudah rampung, IPC akan memindahkan kegiatan dan layanan container freight station (CFS) center yang saat ini berlokasi didalam pelabuhan atau tepatnya di dekat gate 9 pelabuhan Priok.
“Nantinya kegiatan CFS yang ada sekarang ini akan dipindahkan ke areal logistik terpadu di Kalibaru yang nota bene berada diluar pelabuhan Priok,”paparnya.
Wisnu Waskita, Pengamat dan praktisi logistik PT.Tata Waskita, mengatakan pebisnis merespon positif rencana pengembangan dan penataan kegiatan importasi FCL dan LCL menjadi satu atap di pelabuhan Priok.
“Memang perlu gebrakan menuju perbaikan untuk pelayanan yang efisien untuk FCL dan LCL kontainer di pelabuhan, yakni salah satunya lewat layanan satu pintu di fasilitas logistik terpadu tersebut,”ucapnya.
Menurut Wisnu, sudah selayaknya IPC/Pelindo II selaku BUMN jasa kepelabuhanan terbesar di Indonesia, menyiapkan fasilitas logistik terpadu sesuai kebutuhan pengguna jasa seiring perkembangan industri dan digitalisasi layanan logistik, termasuk e-comerce.
“Indonesia mesti menjadi tuan rumah di negeri sendiri karena pergerakan aktivitas logistik kita selama ini sangatlah besar.Namun sayangnya yang menikmati hal itu siapa?,ambil contoh kargo LCL, berapa banyak uang kita dinikmati agen dan forwarder asing selama ini,”tandasnya.
Wisnu mengatakan, fasilitas CFS centre pelabuhan Tanjung Priok yang sudah diinisiasi dan disiapkan PT.Pelabuhan Indonesia II/IPC itu, sebagai upaya memberikan transparansi layanan kargo impor LCL dan efisiensi cost maupun percepatan arus barang dari dan ke pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
“Gak masalah, dan kita dukung jika nantinya fasilitas CFS centre itu-pun akan dipindah dan menjadi bagian dari layanan di fasilitas logistik terpadu Kalibaru.Apalagi ini kan untuk menata pelabuhan lebih baik dan efisien,”ucap Wisnu.(akhmad)