DENPASAR BALI – MARITIM : Seiring dengan pemikiran agar Provinsi Bali mencari inovasi industri antara lain dengan mendorong industri agro agar tak selamanya mengalami ketergantungan ke pariwisata, Gubernur Bali Wayan Koster mendukung upaya untuk menjadikan kopi Kintamani sebagai produk ekspor dari Pulau Dewata. Hal ini disampaikannya saat menerima distributor, petani kopi dan atase pertanian di Kantor Gubernur Bali, Rabu lalu. Ujar Gubernur Bali “Kita tahu kopi Kintamani sangat bagus dan memiliki keunggulan tersendiri. Karenanya perlu difasilitasi agar kedepan dapat menjadi salah satu komoditas ekspor”.
Gubernur juga katakan akan terus menyiapkan peraturan lanjutan agar produk pertanian lokal dapat diterima di pasaran bahkan berorientasi ekspor. Menurutnya. Kopo merupakan salah satu produk pertanian Bali yang menjanjikan untuk dikemas secara baik dan diekspor ke luar negeri.
Terkait hal tersebut, Hari Edi Soekirno Atase Pertanian Kedubes RI di Washington katakan Amerika dan negara sekitarnya merupakan pangsa pasar kopi yang menjanjikan. Permintaan mata dagangan ini mencapai sekitar US$.6 juta. Imbuhnya: “Saat ini Indonesia baru dapat memasok sekitar tiga ratus ribu. Artinya masih sangat jauh dan pangsa pasar. Pada hal kopi Kintamani memiliki rasa spesial yang sudah diakui di Perancis. Sebagai tindak lanjut maka kopi Kintamani juga harus dikenalkan ke Amerika.
Dalam kesempatan audiensi dengan Gubernur, Ketut Jati Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kintamani Bali yang juga petani kopi Kintamani mengatakan kopi Kintamani memiliki rasa spesifik yang tidak ada di daerah lain. Kopi Kintamani juga sudah memiliki sertifikat indikasi geografis dan hak paten, hanya saja pemasaran saat ini masih terbatas. Jati menyambut baik jika Kopi Kintamani dapay merambah pasar Amerika dengan bantuan Pemprov Bali dan distributor. Menurutnya, dii Kintamani terdapat 64 subak yang mengembangkan penanaman kopi. Yang dibutuhkan hanya sarana prasarana agar dapat mengolah sesuai SOP.
Pada kesempatan itu, Wahyudi Angligan Direktur PT Dagna Agro Bumi berharap Pemprov Bali dapat membantu memfasilitasi agar kopi Kintamani jenis Arabika ini mampu merambah ke pasar AS. Bahkan disamping berorientasi ekspor pertanian kopi Kintamani nantinya dapat dikemas dengan agro tourism yang menarik minat wisatawan dan makin meningkatkan citra kopi Kintamani.
Memungkasi penjelasannya , Wahyudi berucap: “Kami melihat peluang bahwa para coffe drinkers di Negeri Paman Sam akan cepat menggemari produk asli Kintamani ini, karena kopi jenis Arabika yang memiliki rasa dan aroma khas itu belum terlalu dikenal di seantero Amerika Serikat, hingga mereka akan menerimanya sebagai hal baru”. (Adit/Dps/Maritim)