JAKARTA– MARITIM : Belum kondusifnya ekonomi global di 2018, berpengaruh pada tingkat kinerja berbagai sektor bisnis di Indonesia. Namun sejauh itu, PT Taspen (Persero) mampu mempertahankan kinerjanya, dengan memperoleh laba bersih Rp271,55 miliar.
Angka ini diakui, Direktur Utama PT Taspen Iqbal Lantanro, turun dibanding tahun sebelumnya yang di Rp721,73 miliar . Namun ini bukan karena kinerja perusahaan kurang optimal, tapi lebih dipengaruhi oleh beratnya beban perusahaan dan faktor eksternal lainnya. “Juga belum optimalnya, kinerja anak perusahaan,”tutur Iqbal dalam pemaparan kinerja keuangan PT Taspen, 2018 di Kantor Pusat Taspen, Kamis (14/2).
Berpulang pada hasil laba yang dicapai tersebut, menurut Iqbal, pada 2019 ini pihak manajemen akan memperbaiki strategi bisnisnya. Diantaranya, untuk menaikan pendapatan anak perusahaan. Harapannya, langkah ini bisa mendorong kontribusinya kepada induk perusahaan.
“Peningkatkan kontribusi anak usaha, merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan laba Taspen,”ungkap Iqbal optimis, bahwa dengan strategi yang diterapkan tersebut, laba perusahaan pada 2019, bisa capai Rp300 miliar sesuai target.
Bicara tentang laba ia mengatakan, diperoleh dari pendapatan premi sebesar Rp8.09 triliun, dan hasil investasi Rp7,65 triliun. Pendapatan ini masing-masing tumbuh 3,55 persen dan 1,25 persen year on year, dengan tingkat yield 8,7 persen.
Lebih jauh ia mengatakan, laba perusahaan memang tidak tumbuh signifikan tapi pihaknya mampu mencatat aset sebesar Rp231,87 triliun atau tumbuh sebesar 0,65 persen dibanding 2017. Dengan pertumbuhan ini, memperlihatkan bahwa aset PT Taspen tumbuh konsisten, rata-rata 9,68 persen selama lima tahun terakhir.
”Pertumbuhan aset ditopang oleh naiknya aset investasi sebesar 3,71 persen menjadi Rp216,76 triliun,” ujarnya.
Kualitas Taspen terjaga lanjutnya, ditunjukan dari pemilihan jenis instrumen dan emiten secara selektif, Selain obligasi pemerintah. Sebab Taspen melakukan investasi pada beberapa instrumen, diantaranya obligasi korporasi, KIK EBA, reksadana, saham dan investasi langsung. Disampingnya menjaga kualitas aset dan yield yang optimal.
“Kami juga berperan aktif dalam investasi di proyek infrastruktur, sekitar 18 ruas jalan tol yang tersebar di Jawa dan Sumatera,”tutup Iqbal.(Rabiatun)