YOGYAKARTA — MARITIM : sebagai pusat aktivitas keumatan, peranan masjid harus ditingkatkan, agar tidak hanya sebagai tempat shalat. Tapi bisa sebagai berbagai kegiatan, baik untuk pendidikan,pembentukan karakter dan lainnya.
Melalui program Pelatihan Manajemen Masjid , menurut Direktur Utama Bank BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, pihaknya bersinergi dengan Daarut Tauhiid Peduli untuk melestarikan dan mengembangkan masjid. Melalui program ini, BNI Syariah berharap, masjid yang ada digunakan sebagai sarana mencerdaskan dan sebagai pusat kegiatan umat agar lebih produktif, terutama untukk kegiatan ekonomi masyarakat.
Selain itu diharapkan, program ini dapat mencetak takmir-takmir masjid yang profesional untuk peningkatan kualitas pengelolaan masjid, serta mengoptimalkan peranan masjid di tengah lingkungan masyarakat. Semoga hal ini dapat memberikan kontribusi optimal bagi perkembangan ekosistem halal dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Program ini merupakan kelanjutan dari program yang sama di tahun 2018 dan sudah terlaksana di 10 kota yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Makassar dan Bandung. Jumlah peserta Pelatihan “BNI Syariah mendukung pemberdayaan ekonomi umat melalui masjid , sehingga dapat meningkatkan perkembangan ekosistem halal,”tuturnya dalam program Goes toJogokariyan, yaitu studi banding ke masjid bersejarah yang berada di Kampung Jogokariyan, Yogyakarta, pekan lalu yang dihadiri Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti; Ketua Dewan Masjid Jogokariyan, Ustadz Jazir; SEVP Bisnis Ritel dan Jaringan BNI Syariah, Iwan Abdi; Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Bambang Sutrisno; dan Pemimpin BNI Syariah Wilayah Barat, Edwin Fitrianto.
Program Goes to Jogokariyan merupakan program advance dari Pelatihan Manajemen Masjid “Masjidku Hasanahku”, dimana Goes to Jogokariyan mengundang peserta Pelatihan Manajemen Masjid tahun 2018 dari berbagai wilayah di Indonesia, dengan kegiatan berupa sharing session dan diskusi interaktif bersama Ustadz Jazir mengenai pelaksanaan manajemen masjid dan melihat langsung contoh aktifitas di masjid Jogokariyan.
Jarapannya, program ini dapat mencetak takmir-takmir masjid yang profesional untuk peningkatan kualitas pengelolaan masjid, serta mengoptimalkan peranan masjid di tengah lingkungan masyarakat. Semoga hal ini dapat memberikan kontribusi optimal bagi perkembangan ekosistem halal dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Program ini merupakan kelanjutan dari program yang sama di tahun 2018 dan sudah terlaksana di 10 kota yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Makassar dan Bandung. Jumlah peserta Pelatihan Manajemen Masjid “Masjidku Hasanahku” selama tahun 2018 yang berpartisipasi sebanyak 1.256 masjid dan 2.284 orang dari target awal 1.000 masjid.
Melihat hasil positif dari pelaksanaan program Pelatihan Manajemen Masjid di tahun 2018 dan besarnya antusias dari para peserta, maka BNI Syariah melanjutkan kembali program ini pada tahun 2019. Perbedaan dengan tahun sebelumnya, programPelatihan Manajemen Masjid 2019 dibagi menjadi dua program, yaitu Program Basic Pelatihan Manajemen Masjid dan Program Advance Pelatihan Manajemen Masjid yang terdiri dari Program Goes toJogokariyan dan Masjid Binaan BNI Syariah: Piloting Project “Masjidku Hasanahku”.
Pada tahun 2019 ProgramPelatihan Manajemen Masjid akan dilaksanakan di 20 kota selama bulan Maret sampai dengan Desember 2019. Kota yang dimaksud adalah Lhoksumawe, Palembang, Jambi, Lampung, Batam, Pekanbaru, Bogor, Purwokerto, Cirebon, Tasikmalaya, Pekalongan, Kudus, Kendari, Malang, Jember, Bali, Balikpapan, Pontianak, Banjarmasin dan Lombok. Program ini dilakukan untuk meningkatkan empat manajemen di masjid yaitu keuangan, organisasi, menyusunan program dan pengembangan usaha. Selain itu, melalui program ini BNI Syariah membantu masjid mempunyai legalitas dokumen sebagai persyaratan pembukaan rekening di BNI Syariah.(Rabiatun)