BANDUNG – MARITIM : Menteri Kelautan dan Perikanan RI Doktor (HC) Susi Pudjiastuti, menilai bahwa fakultas kelautan yang didirikan oleh suatu perguruan tinggi, seharusnya berada di wilayah pesisir pantai, bukan di daratan. Ujarnya saat Talk Show and Exhibition “Festival Membumikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa”, di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Bandung, beberapa waktu lalu: “Tadi saya bisikkan ke Gubernur Jabar ‘Kang Emil kenapa didirikan Program Studi Perikanan dan Ilmu Kelautan, jauh-jauh di Pangandaran. Pada hal fakultasnya tetap saja ada di darat, di Kota Bandung”.
Menurut Menteri Susi, letak fakultas kelautan yang didirikan di daratan dinilainya kurang tepat. Kata Menteri: “Kan kasihan mahasiswa jauh-jauh kuliah di fakultas kelautan, tetapi kampusnya di darat, padahal seharusnya ada di dekat laut”.
Men KP dijadwalkan meresmikan Program Studi (Prodi) Magister Konservasi Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Pembukaan prodi ini merupakan respons Unpad dalam berkontribusi menghasilkan sumber daya yang kompeten di bidang konservasi laut. Peluncuran awal prodi Magister Konservasi Laut juga dihadiri Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dan Rektor Unpad Prof Tri Hanggono Achmad, berbareng dengan acara “Festival Membumikan Laut Sebagai Masa Depan Bangsa” yang digelar di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No 35 Bandung.
Dekan FPIK Unpad Dr Sc Agr Yudi Nurul Ihsan menjelaskan, sebagai negara yang dua per tiga wilayahnya merupakan lautan, Indonesia sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang konservasi laut. Apalagi, pemerintah telah menargetkan membangun 20 juta hektare kawasan konservasi laut (KKL). Ujarnya: “Tentu dibutuhkan SDM yang andal dalam mewujudkan dan mengelola kawasan konservasi ini”.
Dikatakan pula, komitmen pembangunan KKL didasari sejumlah permasalahan yang terjadi di laut, antara lain pencemaran laut, berupa kian kritisnya ancaman sampah plastik dan tumpahan minyak yang menjadi ancaman besar bagi ekosistem laut dan perubahan iklim, juga berdampak pada kerusakan ekosistem. Secara global terjadi penurunan jumlah ikan di lautan akibat meningkatnya eksploitasi dan pencurian ikan. Hal ini yang menjadi pendorong dibutuhkannya kawasan konservasi yang memungkinkan ekosistem laut dapat terjaga. Pembukaan prodi ini juga merupakan respons Unpad terhadap rekomendasi “Our Ocean Conference” (OOC) di Bali, Oktober 2018., yang salah satunya menghasilkan komitmen pemimpin dunia dalam bidang konservasi laut.
Lebih jauh Dekan FPIK katakan: “Unpad sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia meresponsnya dengan mendirikan prodi ini Pembukaan prodi Magister Konservasi Laut dapat dukungan penuh pemerintah yang lewat Kemenristekdikti dan Kemen KP memiliki skema khusus riset di bidang kemaritiman dan kelautan. Salah satu subsektornya mengenai konservasi laut”.
Sasaran prodi ini adalah menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan pengembangan metode konservasi laut yang sesuai dengan karakteristik perairan wilayahnya. Lulusan prodi ini diharap mampu mengombinasikan teori dan praktik di lapangan dalam memelihara kawasan konservasi laut. (Mrt/2701)