SINGARAJA – MARITIM : Lenis Kogoya, Staf Khusus (Stafsus) Presiden meninjau rencana lokasi bandar udara di Desa Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali. Lenis berjanji akan berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan dan Presiden Jokowi terkait penetapan lokasi (penlok) bandara tersebut. Ujar Kogoya di Singaraja, beberapa hari lalu: “Sebelum koordinasi, saya harus meninjau dulu ke lokasi agar tahu bagaimana kondisi lapangan”.
Sebagaimana dijelaskan oleh Stafsus Presiden, sesuai dengan aspirasi masyarakat maka lokasi rencana pembangunan bandara yang sudah serah lepas oleh masyarakat seluas 370 hektare. Menurutnya, ini sinyal baik bagi pemerintah pusat maupun daerah, karena di beberapa tempat permasalahan dalam pembebasan lahan sering berbenturan antara adat dengan pemerintah. Katanya:”Ini biasanya pemerintah yang menawar, namun di sini warga yang menyerahkan lahan”.
Dalam waktu dekat, Lenis Kogoya akan langsung menemui Menhub untuk segera mengecek dan menyelesaikan apa saja permasalahan yang ada di lapangan, hingga izin penlok bandara dapat segera dikeluarkan. Berdasar hal itu, fihaknya akan segera mengadakan rapat dengan mengajak pihak pemerintah daerah setempat, perwakilan dari desa adat dan Kementerian Perhubungan di Istana Negara. Ungkap Kogoya: “Sama-sama kita putuskan, kapan mulainya. Kami berharap agar sebelum pemilihan presiden mudah-mudahan sudah dilakukan ground breaking”.
Menurut Stafsus Presiden, pihaknya dapat saja langsung mengundang seluruh komponen masyarakat adat, namun ia harus meninjau lokasi dulu. Katanya: “Bapak Presiden sering mengatakan kepada kami bahwa jangan hanya terima surat, namun harus langsung turun mengecek ke lapangan”.
Dalam kunjungan Stafsus Presiden ke Kubutambahan, hadir pula Komisaris utama PT Pembangunan Bali Mandiri (Pembari), Ketut Maha Bakti Suardhana, selaku investor yang telah menjalin kerja sama dengan Desa Adat Kubutambahan sejak tahun 2009 untuk merintis usulan pembangunan bandara Bali utara. (Adit/Dps/Maritim)