BANYUWANGI – MARITIM : Setelah sukses dengan ekspor produknya ke berbagai negara, seperti Bangladesh, Filipina dan Malaysia, pada saat ini PT Industri Kereta Api (Persero)/INKA dan Stadler Rail Group dari Swiss tengah membangun industri kereta api terintegrasi dan terbesar di Indonesia di pabrik mereka yang baru di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, akan fokus menggarap pesanan ekspor ke Asia, Australia, dan Afrika.
Budi Noviantoro Direktur Utama INKA di Banyuwangi, mengatakan pengembangan industri kereta di Banyuwangi menyimpan cerita unik. Menurutnya, semula hanya ingin membangun pabrik sebagaimana di tempat lain yang bangunannya kurang-lebih seragam.Ujarnya dalam rilis Pemkab Banyuwangi: “Tetapi, kemudian ternyata di Banyuwangi kami diajak jadi bagian pengembangan pariwisata. Desain awal bangunan yang kami presentasikan akhirnya diubah dengan mengusung arsitektur hijau, mengadopsi kekhasan Suku Osing Banyuwangi”.
Menurut Dirut INKA, jajaran perusahaannya hadir bersama dengan Peter Spuhler Owner dan Chairman Stadler, untuk melakukan penandatanganan kerja sama pembentukan usaha patungan industri kereta api di Banyuwangi, Jawa Timur. Katanya: “Kami memang diminta Pak Azwar Anas Bupati Banyuwangi membawa peradaban dan kebudayaan Banyuwangi pada pabrik yang kami bangun. Istilah Pak Azwar Anas menitipkan kebudayaan di tengah kemajuan ekonomi, maka pabrik kereta api ini kental dengan budaya Suku Osing, sangat unik dan membawa suasana segar”.
Dengan model pengembangan pabrik kereta api yang keren dan unik, kata dia, pihaknya antusias, apalagi ada museum kereta api terlengkap sekaligus menjadi objek wisata. Imbuh Budi Noviantoro: “Pabrik baru di Banyuwangi sendiri difokuskan menggarap pesanan dari berbagai negara, dan kami memperlebar pemasaran produk kereta ke pasar Asia Timur, Afrika dan Australia”.
Terkait hal tersebut, Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi mengatakan, INKA menjadi landmark baru, serta berdirinya museum perkeretaapian juga menjadi destinasi wisata baru.
Ungkap Bupati Banyuwangi: “Kami ingin INKA tak hanya sekadar merupakan entitas industri, tetapi juga membawa kekayaan peradaban dan kebudayaan daerah. Adanya museum juga dapat menjadi objek wisata teknologi dan edukasi”.
Menurut Bupati Abdullah Azwar Anas, di Banyuwangi, tiap ruang publik dan bangunan baru harus mengakomodasi kekhasan Suku Osing. Ujarnya: “Ini ikhtiar membangun mainstream pariwisata hingga terinternalisasi ke seluruh sektor di Banyuwangi”.
Dalam pada itu, Peter SpuhlerChairman Staer Rail Group, mengatakan pihaknya antusias membawa teknologi terbaru Eropa ke Banyuwangi. Jelasanya: “Stadler kini memiliki sepuluh pabrik dari Rusia sampai Amerika Serikat. Dengan dibangunnya pabrik di Indonesia sekarang kami akan memasuki banyak pasar baru potensial. Kita sambut masa depan yang cerah”.
Pabrik di Banyuwangi, menjadi pabrik kereta terbesar di Indonesia dengan investasi Rp1,6 triliun. PT INKA menggandeng Stadler Rail Group dari Swiss dan salah satu produsen kereta terbesar dunia yang akan membawa teknologi terbaru kereta api ke Banyuwangi. Untuk itu
PT INKA akan merekrut 2.000 pekerja lokal di pabrik baru itu, dan sebagian bakal dikirim magang selama tiga bulan di Swiss sambil menunggu pabrik di Banyuwangi yang sedang dalam proses pembangunan dengan target selesao pada 2020. (Erick Arhadita)