Pelindo III Minta Rencana Induk Pelabuhan Gili Mas Direvisi

Cetak biru pembangunan Terminal Gili Mas, Lembar, Lombok Barat
Cetak biru pembangunan Terminal Gili Mas, Lembar, Lombok Barat

MATARAM LOMBOK, MARITIM : Agar sesuai dengan koordinat yang dibangun untuk dermaga, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindoi III meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merevisi Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Gili Mas di Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Terkait hal tersebut, General Manager Pelindo III Cabang Lembar Erry Ardiyanto menjelaskan: “Kami minta ahar terhadap RIP dari Kemenhub yang sudah ada, agar dilakukan peninjauan kembali, karena ada perubahan pada posisi koordinat dermaga yang akan dibangun”.

Peninjauan kembali RIP Gili Mas sudah dilakukan pada 25 Februari 2019. Berita acaranya juga sudah ada, hingga tinggal menunggu RIP yang sudah ditinjau ulang OLRH Kemenhub. Ujar Erry: “Kami masih tunggu penetapan peninjauan kembali RIP. Sambil tunggu, proses pembangunan tetap berjalan. Saat ini progres pembangunan dermaga dan reklamasi sudah mencapai 65%. Tinggal pembangunan infrastruktur, seperti bangunan terminal penumpang dan fasilitas penunjang lainnya. Progres pembangunan secara keseluruhan sudah 60%, dan target selesai pembangunan sampai akhir 2019, sedangkan target operasi 2020”.

Mengenai persoalan lahan, menurut Erry, sudah tidak ada masalah. Total 100 hektare lahan yang dibutuhkan sudah rampung pembebasannya, tinggal tunggu penyelesaian pembuatan sertifikat tanah dari Badan Pertanahan Nasional. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan perangkat desa guna mensosialisasikan pemahaman kepada warga bahwa Pelabuhan Gili Mas merupakan milik dan kebanggan warga NTB. Diharap pembangunannya dapat selesai sesuai rencana, hingga warga NTB memiliki terminal penumpang termegah setelah Bali.

Erry menjelaskan pembangunan Pelabuhan Gili Mas dengan anggaran lebih dari Rp1 triliun tersebut sebagai bentuk komitmen Pelindo III dalam pengembangan fasilitas kepelabuhanan di NTB, khususnya Pelabuhan Lembar, yaitu pembangunan terminal kapal pesiar dan juga terminal petikemas. Pembangunan infrastruktur pelabuhan tersebut dilatarbelakangi Pulau Lombok, sebagai salah satu daerah tujuan wisata, dengan salah satu programnya berupa pesiar dengan menggunakan kapal wisata.

Menurut Erry pengerjaan desain dan pembangunan dermaga kapal pesiar maupun dermaga petikemas dikerjakan PT Pembangunan Perumahan (Persero), sebagai sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dermaga Pelabuhan Gili Mas didesain dengan kedalaman -14 meter LWS.

“Berdasar kedalaman itu memungkinkan kapal pesiar sandar di dermaga, hingga wisatawan dapat  langsung turun di dermaga tanpa menggunakan tenderboat seperti yang selama ini dilakukan” kata GM Pelindo III Lembar.

Dua kapal pesiar yang “balik kucing” urung kunjungi Lombok

Gegara Sampah: Sebanyak tiga unit kapal pesiar dari total 26 kapal yang dijadwalkan akan berkunjung ke Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, dipastikan batal merapat pada tahun ini. GM Pelindo III cabang Pelabuhan Lembar Erry Ardiyanto menyebut alasan pembatalan selain kondisi destinasi wisata paska gempa, juga disebabkab oleh masalah sampah yang “menggunung” di kawasan wisata.

“Sudah tiga yang batal dari 26, dengan alasan utama berupa proses recovery paska gempa dan isu sampah di destinasi wisata. Tetapi untuk sampah sudah bisa diatasi, tinggal proses recovery paska gempa saja,” ujar Erry saat ditemui di Pelabuhan Lembar. Kapal pesiar yang batal merapat tersebut berasal dari Singapura dan langsung dibatalkan oleh travel agent.

Menurut Erry, Desa Lembar Selatan yang merupakan lokasi pelabuhan tempat kapal pesiar bersandar merupakan pintu masuk ke Pulau Lombok. Oleh karena itu, Desa Lembar Selatan perlu terus membenahi diri guna mewujudkan citra positif kepada wisatawan mancanegara )wisman) yang dikenal kritis dan menuntut standar tinggi dalam hal kebersihan, kesehatan dan keamanan.  Untuk mengantisipasi adanya kapal pesiar yang membatalkan kunjungan, manajemen Pelindo III telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pariwisata Lombok Barat dan kepala desa Lembar Selatan. (Erick Arhadita)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *