BALI – MARITIM : Kembang Hartawan Wakil Bupati Jembrana, Di hadapan Gubernur Bali Wayan Koster yang mengunjungi kabupaten paling barat di Pulau Dewata itu, menjelaskan salah satu masalah paling mendesak warga jembrana saat ini adalah kepadatan akses jalan penghubung antara Denpasar dengan Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.
“Dalam kondisi normal, waktu tempuh nyata dua kota itu dapat ditempuh dalam waktu 4-5 jam. Tetapi dalam kondisi macet, jalur jalan sekitar 115 km itu, harus ditempuh dalam waktu antara 6-7 jam. Kondisi itu sangat merugikan kami, karena arus ekonomi barang dan jasa banyak bergerak ke kota, terlebih lagi banyak masyarakat kami yang mesti bekerja maupun sekolah di Denpasar,” sebut Kembang saat mendampingi Gubernur Bali Wayan Koster pada gelar tatap muka dengan masyarakat Jembrana di Gedung Mendopo Kesari Negara.
Acara yang diikuti para Bendesa Perbekel lurah, Kelian Dinas Adat, Kaling, LPM BPD serta subak basah/ kering diawali dengan pemaparan selamat datang oleh Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, dengan mengucapkan terimakssih sekaligus kebanggaan atas kunjungan Gubernur kali ini.
Dalam kesempatan itu Wabup Kembang juga menyampaikan dukungan provinsi melalui sharing program Kartu Indonesia Sehat. Saat ini kartu tersebut sudah disosialisasikan serta dibagikan sampai kebanjar banjar. Ujar Kembang: “Jaminan itu mengcover 326.000 jiwa, yang dibiayai secara sharing serta gotong royong oleh pemerintah pusat bersama provinsi dan Pemkab Jembrana”.
Sementara Gubernur Bali, menjelaskan visi programnya kedepan yakni nangun sat kerthi loka bali yang dinilainya sangat kaya nilai-nilai pelestarian serta menjaga kearifan lokal masyarakat Bali. Di dalamnya ada dimensi menjaga alam krama dan kebudayaan Bali, memenuhi kebutuhan harapan serta aspirasi krama Bali.
“Bali itu sakral, rohnya kuat dan itu harus dijaga oleh kita, sebagai generasi penerus mulai dari alam, laut, sungai, danau serta manusianya, sekala maupun niskala” ujar Gubernur.
Untuk itu sejak enam bulan masa kerjanya, sudah beberapa program penguatan alam maupun budaya Bali yang diluncurkan. Salah satunya penguatan aksara dan busana Bali. Berikutnya pembatasan sampah plastik yang dikuatkan dengan Pergub.
“Program ini banyak mendapat apresiasi. Bahkan Bali menjadi contoh ekonomi lokal pun bergerak seperti petani bambu dan pengerajin, yang kebanjiran order pembuatan straw (pipet) alami,” sebut Koster.
Terkait infrastruktur, utamanya kemacetan jalan Denpasar Gilimanuk, hal itu juga sudah diketahuinya dan layak untuk dibantu memudahkan moda transportasi Bali Barat. Namun saat ini Fokus akan diutamakan ke Bali utara dengan pembangunan jalan shortcut, karena kajiannya juga sudah disusun sebelumnya. Selanjutnya baru Jembrana yang akan menjadi prioritas. Ia mengaku siap untuk memperjuangkan termasuk membawa aspirasi usulan itu ke pusat. Ujar Gubvernur pula: “Saya kerja mesti satu satu diselesaikan, kalau sudah fokus akan bisa diselesaikan lebih kencang. Program lainnya ialah pembangunan kesehatan diantaranya pembangunan Puskesmas rawat inap serta pembangun pusat layanan kanker serta jantung di RS Bali Mandara, yang sudah sangat mendesak. (Adit/Dps/Maritim)