Pendidikan Vokasi Link and Match SMK dan Industri Lampaui Target

Menperin Airlangga Hartarto didampingi Dirjen ILMATE Kemenperin Harjanto, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad serta Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto foto bersama para peserta Diklat 3 in1
Menperin Airlangga Hartarto didampingi Dirjen ILMATE Kemenperin Harjanto, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad serta Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto foto bersama para peserta Diklat 3 in1

SUKABUMI – MARITIM : Fakta tersebut terungkap saat diluncurkannya program pendidikan vokasi link and match tahap kesepuluh, di Sukabumi, Jabar, Senin (18/3).

Di mana, data yang disampaikan Kemenperin menyebutkan, pada 2019 target yang ditetapkan sebanyak 2.600 SMK dan 750 industri yang terlibat program pendidikan vokasi link and match, realisasinya telah melampaui target. Yakni, mencapai 2.612 SMK dan 899 industri.

Read More

“Untuk itu, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh SMK dan industri yang sangat antusias ikut serta dalam program strategis ini,” kata Menperin, Airlangga Hartarto, pada Peluncuran Pendidikan Vokasi Link and Match SMK dengan Industri Wilayah Jawa Barat Tahap II.

Hadir pada kesempatan sama, Dirjen ILMATE Kemenperin, Harjanto, Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad serta Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Edi Suharto.

Kemenperin telah menyelenggarakan dua kali peluncuran pendidikan vokasi di Jawa Barat. Karena wilayah ini memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor industri manufaktur. Di mana, untuk tahap II ini dilakukan penandatanganan 646 perjanjian kerja sama antara 133 industri dengan 440 SMK.

Sementara pada 2019 ini total pelaksanaan yang telah diteken hingga tahap II program sebanyak 4.997 perjanjian kerja sama. Di mana, setiap SMK bisa dibina oleh lebih dari satu industri.

Di samping itu, sejak diluncurkan pada 2017, program pendidikan vokasi link and match SMK dan industri diproyeksi telah menggandeng lebih dari 400.000 siswa-siswi SMK. Mulai dari wilayah Jawa, Sumatera hingga Sulawesi dengan rata-rata 200 siswa per SMK.

Airlangga menjelaskan, pelaku industri untuk terus melakukan pembinaan dan pengembangan kepada SMK di wilayahnya. Kemudian kepada para kepala SMK untuk proaktif dalam mengembangkan link and match dengan dunia industri.

“Jadi, program ini bukan lagi wacana, tapi pemerintah sudah merealisasikan dalam dua tahun ini,” ungkapnya.

Ditambahkan, pelaksanaan pendidikan vokasi link and match ini, merupakan salah satu program konkret Kemenperin. Sebagai upaya menyediakan satu juta tenaga kerja tersertifikasi pada 2019.

Adapun program lain yang telah dilakukan, yakni melalui pendidikan vokasi berbasis kompetensi berkonsep dual system di seluruh unit pendidikan milik Kemenperin. Memfasilitasi pembangunan politeknik di kawasan industri serta pelatihan industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja). Lalu membangun infrastruktur kompetensi melalui SKKNI, LSP dan Sertifikasi Kompetensi serta pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0.

Menperin meyakini, ketersediaan SDM kompeten akan mendongkrak daya saing industri nasional. Apalagi, mereka memahami dan menguasai teknologi digital, sesuai kebutuhan di era industri 4.0 saat ini.

“Sehingga dapat memacu sektor industri kita lebih kompetitif di kancah global. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Sedang benefit bagi perusahaan sedang disiapkan insentif fiskal super deductible tax oleh pemerintah. Suatu pengurangan penghasilan bruto sebesar 200% dari biaya yang dikeluarkan perusahaan,” kata Menperin.

Misalnya, perusahaan membantu SMK melalui pemberian peralatan dan permesinan dengan investasi Rp1 miliar, maka akan diberikan super deductible tax sebesar Rp2 miliar dalam periode lima tahun. Selain itu, industri-industri ini juga akan mendapat fasilitas insentif untuk inovasi sampai dengan 300%.

Pada rangkaian kegiatan ini dilakukan juga pemberian bantuan mesin dan peralatan oleh 28 perusahaan kepada 208 SMK untuk keperluan praktikum. Salah satunya dari PT Schneider Electric Indonesia memberikan bantuan 300.000 Euro untuk pengembangan center of excellence bidang ketenagalistrikan bagi sepuluh SMK. Di antaranya di wilayah Cimahi dan Jayapura.

Selain itu, dilaksanakan pembukaan diklat 3 in 1 untuk memenuhi kebutuhan industri animasi, alas kaki dan garmen. Diikuti sebanyak 260 peserta yang 60 orang penyandang disabilitas untuk ditempatkan bekerja di beberapa perusahaan garmen dan alas kaki. Dengan demikian jumlah penyandang disabilitas yang telah dilatih, disertifikasi dan ditempatkan bekerja sudah mencapai 523 orang. (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *