RDG Bank Indonesia, Pertahankan Suku Bunga Untuk Kendalikan Transaksi Defisit Berjalan

Bank Indonesia
Bank Indonesia

JAKARTA–MARITIM: Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 20-21 Maret 2019, memutuskan mempertahankan BI seven days Reverse Repo Rate (BI7DRR) diangka 6,0 persen.
Suku bunga deposit facility 5,25 persen dan suku bunga landing facility 6,75 persen.

Putusan menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas aman. “Ini sekaligus untuk mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik”, jelas Perry saat memaparkan hasil putusan RDG BI, Kamis (21/3) di Bank Indonesia.

Read More

Sementara kata Perry, kebijakan suku bunga dan nilai tukar tetap difokuskan pada stabilitas eksternal, BI juga menempuh kebijakan lain yang lebih akomodatif , untuk mendorong permintaan domestik.

Menyinggung soal likuiditas berkaitan penahanan suku bunga, Perry menjelaskan, BI terus melakukan operasi moneter, sebagai strategi untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas melalui transaksi term-repo secara reguler dan terjadwal, di samping FX Swap. Juga memperkuat kebijakan makroprudensial, yang akomodatif dengan menaikkan kisaran batasan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dari 80-92 persen menjadi 84-94 persen untuk mendukung pembiayaan perbankan bagi dunia usaha, dan pendalaman pasar keuangan.

Sedangkan soal pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2019, BI memprediksi tetap kuat karena ditopang oleh permintaan domestik. Meski, konsumsi diprakirakan tetap tinggi, karena didukung daya beli dan keyakinan konsumen yang terjaga, stimulus fiskal yang berlanjut khususnya melalui belanja sosial, serta belanja terkait persiapan Pemilu.

Namun tambahnya, investasi sedikit melambat pada triwulan I 2019 akibat pola musiman awal tahun. Kondisi ini diprakirakan kembali menguat pada triwulan-triwulan berikutnya , didukung proyek infrastruktur. Namun demikian, peran ekspor neto menurun sejalan dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan menurunnya harga komoditas.

“Penurunan ekspor terjadi di kelompok pertanian dan pertambangan. Serta, beberapa komoditas di kelompok barang manufaktur. BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2019 pada kisaran 5,0-5,4 persen,” ujarnya.

Sambil menambahkan, ke depan, di tengah prospek ekspor yang menurun, bauran kebijakan BI, Pemerintah, dan otoritas terkait , akan terus diperkuat guna menopang permintaan domestik dan terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Dikatakan, koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait juga terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi. Khususnya, dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan, khususnya dalam mendorong permintaan domestik dan menjaga stabilitas eksternal dengan mendorong ekspor, pariwisata dan aliran modal asing.(Rabiatun)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *