Industri Penopang Otomotif Diarahkan ke Jatim

Menteri Perindustrian (kedua dari kanan) pada pameran GIIAS di Surabaya
Menteri Perindustrian (kedua dari kanan) pada pameran GIIAS di Surabaya

SURABAYA – MARITIM : Guna mendukung pengembangan mobil listrik di dakam negeri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong agar Provinsi Jawa Timur (Jatim) dapat memiliki kawasan industri otomotif, terutama pabrik komponen. Airlangga Hartarto Menperin saat membuka pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Surabaya, Jumat (29/3/2019) katakan mobil listrik akan kian menarik, karena arah industri otomotif ke depan adalah memproduksi kendaraan yang low carbon emission vehicle (LCEV), electrified vehicle dan flexy engine.

Namun menurut Menperin, pengembangan industri kendaraan listrik ini harus diimbangi dengan adanya industri komponen, seperti baterai yang merupakan komponen termahal dalam mobil listrik. Katanya:  “Kami berharap agar industri komponen itu dapat dibangun di daerah. Sebut saja di Provinsi Sulawesi Tengah yang sudah berencana memproduksi bahan baku baterai nikel. Karenanya kalau di Jatim juga didorong untuk mengembangkan industri baterainya, akan terjadi sinergi antar bidang industri baterai, akan jadi lebih bagus lagi”.

Lebih lanjut Menperin mengatakan saat ini pemerintah sedang menyusun regulasi yang mendukung industri otomotif dalam memproduksi kendaraan listrik. Sejumlah kebijakan insentif fiskal yang sudah disetujui DPR, di antaranya seperti bea masuk, penurunan pajak maupun PPnBm sampai 3%. Imbuhnya: “Prinsipnya nanti emisi yang paling rendah ya PPnBm nya terendah, emisi tinggi PPnBm nya tinggi. Harapannya di daerah juga ada harmonisasi pajak daerahnya. Terkait hal ini, pemerintah juga sudah merencanakan kuota untuk electric vehicle sekitar 20% dari produksi kendaraan nasional atau sekitar 400.000 unit pada tahun 2025”.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, saat ini Pemprov Jatim sedang menyusun RPJMD yang di dalamnya juga akan mendorong perluasan industri lain selain rokok, tembakau, makanan dan minuman (RTMM). Ujarnya: “Unggulan industri Jatim saat ini terdiri dari 2/3 nya adalah RTMM. Namun bukan berarti itu akan diganti, tetapi akan dilakukan diversifikasi ke otomotif agar platform industri Jatim akan lebih luas lagi. Selama ini dikenal, Detroit-nya Indonesia saat ini adalah di Karawang. Kalau Jatim mau, maka kita harus mdncari lagi ceruk pasar yang belum tersentuh”.

Menurut Wagub Jatim, pengembangan industri otomotif di Jatim masih sangat menjanjikan, apalagi dengan konektivitas yang menghubungkan Solo – Surabaya dan pelabuhan yang mengubungkan Jatim dengan Kawasan Timur Indonesia. Untuk itu Pemprov Jatim akan menyiapkan lahan kawasan industri otomotif di wilayah yang berpotensi seperti Nganjuk, Jombang dan Ngawi atau ke arah timur ada Probolinggo, maupun di Pantura seperti Tuban dan Lamongan. Emil berharap, pengembangan industri otomotif di Jatim akan menyerap tenaga kerja dari 700.000 lulusan SMK yang 60%-70%-nya berasal dari jurusan mesin dan komputer.

Ujar Emil lwebih lanjut: “Selain itu, produsen Tiongkok ataupun Jepang di Karawang kan ada yang ekspor ke Vietnam dan Filipina. Karena itu diharapkan Jatim juga akan mengekspor produk otomotofnya ke arah sana. Di samping itu, dukungan terhadap industri otomotif di Jatim tersebut bukan berarti pemerintah berpihak pada industri besar, tetapi industri besar merupakan tumpuan untuk membuka peluang bagi industri kecil, sebagai backward forward linkage effects industri kecil, antara lain dengan membuat stiker mobil, modifikasi mobil, dan di sini juga banyak UKM yang produksi sparepart tertentu”. (Erick Arhadita)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *