PATI JATENG – MARITIM : Penemuan 61 unit kapal yang mangkrak di aliran Sungai Juwana yang diduga sengaja ditinggalkan oleh pemiliknya, berpotensi menghambat proyek normalisasi Sungai Juwana di Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang mangkrak. di aliran Sungai Juwana yang diduga sengaja ditinggalkan pemiliknya.
Munandirin Pengurus Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) Kabupaten Pati pekan lalu menjelaskan: “Berdasar hasil pendataan di lapangan hingga 7 Maret 2019 lalu, untuk sementara tercatat adanya 61 unit kapal dari berbagai ukuran dari 35 Gross Tonnage (GT) hingga 200 GT yang mangkrak. Sebagian di antaranya, merupakan kapal yang terbakar pada beberapa waktu lalu. Karena kapal-kapal tersebut ditinggal begitu saja oleh pemiliknya, tentunya berpotensi menghambat proyek normalisasi terhadap Sungai Juwana”.
Lebih jauh Munandirin mengatakan, apabila fenomena ini dibiarkan dan menjadi bagian tanggung jawab kontraktor yang memenangi tender pengerukan, diperkirakan dana proyek normalisasi sebesar Rp40 miliar yang dianggarkan berpeluang tidak akan menghasilkan 5 kilometer.
Sesuai perencanaan, kegiatan pengerukan sedimentasi Sungai Juwana dengan anggaran Rp40 miliar bakal dikerjakan mulai dari bawah jembatan Jalan Pantura ke arah muara.
Calon lokasi pengerukan sedimentasi sungai di sepanjang 5 kilometer, katanya, terdapat lebih ratusan kapal parkir serta ratusan unit kapal yang mangkrak.Padahal pada 1978, para pemilik kapal yang membiarkan kapalnya mangkrak di tepi sungai akan didenda oleh fihak Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KPPP). Tetapi diduga pada saat ini langkah seperti itu tak lagi dilaksanakan, daa tiap kapal yang rusak dibiarkan mangkrak.
Selain kapal mangkrak yang masih terlihat, diduga masih banyak pula kapal yang sudah tenggelam. Muhandirin berharap agar semua pihak peduli dan terlibat dalam penataan Sungai Juwana. Ujarnya: “Jika hanya mengandalkan pemerintah, jangan berharap penataan Sungai Juwana bisa berjalan dengan baik”.
Perlu diketahui, selain mengakibatkan pendangkalan sungai dan berpotensi menghambat proyek normalisasi, keberadaan kapal-kapal yang mangkrak tersebut juga mengganggu perjalanan nelayan tradisional. Pungkas Muhandirin: “Disebabkan oleh adanya hambatan seperti itu, terkadang nelayan tradisional hampir tidak dapat melaut. Utamanya pada saat banyak kapal nelayan yang parkir di Sungai Juwana”. (Uti/Smr/Maritim)