MARITIM SURABAYA : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) bekerja sama dengan PT Industri Kapal Indonesia (IKI), mulai menggarap proyek kapal tunda pesanan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)/Pelindo yang ditargetkan rampung pada 2020. Bambang Soendjaswono Direktur Utama DPS mengatakan proyek 2 unit kapal senilai Rp135,8 miliar tersebut merupakan bagian dari upaya perseroan untuk mencapai target nilai kontrak 2019 yakni sebesar Rp400 miliar.
“Sedang pendapatan totalnya kami targetkan dapat mencapai Rp500 miliar, meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding capaian tahun lalu sebesar Rp200 miliar. Hal ini karena adanya carry over yang kita kontrak tahun lalu dan dikerjakan tahun ini” jelas Dirut PT DPS seusai seremoni first cutting kapal tunda pesanan Pelindo I, Selasa (23/4/2019).
Dikatakan pula, proyek kapal tunda yang dikerjakan bersama dengan PT IKI itu merupakan bagian dari sinergi BUMN untuk mendorong industri galangan dalam negeri agar mampu tumbuh bersama dan berdaya saing. Imbuhnya: “Nanti kami juga akan mendapat order lagi, tetapi belum dapat saya sebutkan secara lebuih rinci. Pesanan itu ada dari Pelindo lain, dan ada juga yang dari swasta. Selain memproduksi kapal, kami juga ada layanan pemeliharaan kapal untuk BUMN pelayaran seperti Pelni dan ASDP”.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT IKI, Edy Widarto mengatakan dalam kerja sama operasional (KSO) dengan DPS ini, nanti dua unit kapal tunda akan digarap bersama -sama di rumah produksi DPS. Jelasnya: “Proses pengerjaan kapal ini dapat dilakukan berdua, dengan akan ada tim project manajemen yang akan mengurusi pembuatan kapal, termasuk pekerja sub kontraktor juga dari Surabaya”.
Terkait dengan sinergi tersebut, Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana katakan bahwa pemesanan tug boat kepada DPS dan IKI ini merupakan bagian program Kementerian BUMN dalam mensinergikan perusahaan galangan BUMN. Katanya lebih jauh: “Tahun ini kami akan lebih fokus mengimplementasikan sinergi BUMN, artinya pemesanan tug boat ke galangan lokal, baik BUMN maupun swasta harus menjadi prioritas agar industri-industri galangan dan komponennya akan mampu sama-sama tumbuh”.
Bambang menambahkan, nantinya kapal tunda baru ini akan dioperasikan di Dumai, dan wilayah lain seperti Kuala Tanjung, Belawan dan Batam yang memiliki mobilitas kapal yang tinggi, sehingga membutuhkan tambahan tug boat. Adapun 2 unit kapal tunda ini masing-masing memiliki kapasitas 1.800 HP. Kapal ini memiliki panjang 30,00 meter, lebar 11,6 meter, dan tinggi 5,10 meter. Pembangunan kapal yang memiliki kecepatan 12,00 knot ini direncanakan akan memakan waktu 17 bulan.***ERICK ARHADITA