JAKARTA – MARITIM : Mengurangi gaya induksi magnet bumi , dan mewujudkan komitmen dalam meningkatkan keselamatan pelayaran, Kementerian Perhubungan Cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, menyelenggarakan Inhouse Training Penimbalan Kompas (Compasseren) Kapal selama lima hari mulai Senin (6/5) hingga Jumat (10/5).
Training yang dilaksanakan di Nagoya Hill Hotel, Batam ini diikuti oleh 30 orang yang tugas kesehariannya terkait dengan pemeriksaan kelaiklautan kapal. Masing-masing dari perwakilan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus Batam, Atase Perhubungan Singapura, BP2TL, serta Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai.
Dalam laporan, Kasi Sertifikasi Kapal Penumpang dan Penangkap Ikan, Capt. Ari Wibowo, selaku ketua panitia penyelenggara, mengatakan,Inhouse Training ini juga merupakan hasil kerjasama antara Ditjen Perhubungan Laut dengan Australian Maritime Safety Authority (AMSA). Juga sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan keselamatan pelayaran, dan
meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusianya, khususnya yang bertugas di bidang keselamatan pelayaran.
Bicara tentang penimbalan, dijelaskan , penimbalan kompas bertujuan untuk mengurangi gaya induksi magnet bumi pada besi kapal . Dan tujuan akhir dari penimbalan ini, untuk membuat deviasi sekecil mungkin, lalu membuat perubahan deviasi pada haluan terjadi secara berangsur -angsur dan merata yang pada akhirnya akan menjamin keselamatan pelayaran.
Membuka acara mewakili Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Kepala Kantor KSOP Khusus Batam, Capt. Barlet Silalahi, mengatakan, kegiatan Inhouse Training ini diselenggarakan bagi para Pejabat Pemeriksa Kelaiklautan Kapal dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan pemeriksaan, pengujian dan pelaporan untuk menerbitkan sertifikat deviation table.
“Kami harap, kegiatan ini dapat menambah wawasan para peserta terkait dengan penimbalan kompas, dan setelahnya dapat menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan pada pelaksanaan tugas keseharian masing-masing dalam mewujudkan keselamatan dan keamanan serta perlindungan lingkungan maritim,” ujar Barlet. (Rabiatun)