JAKARTA — MARITIM : Peredaran uang selama bulan Ramadhan meningkat 3-5 kali dibanding bulan-bulan lainnya. Hal ini karena kebutuhan dana tunai itu beragam, mulai pembayaran tunjangan hari raya (THR), pembayaran gaji dan adanya libur panjang 10 hari.
Sedangkan waktu penukaran uang yang setiap tahun musim Idul Fitri, dilakukan oleh Bank Indonesia, mulai pada 17 Mei 2019 di 16 bank dan 271 titik. “Penukaran uang di Monas sudah dimulai tanggal 13 Mei 2019, tapi launchingnya baru 17 Mei yang diikuti dengan kunjungan dari BI dan Gubernur DKI Jakarta,”jelas Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi , Jumat (10/5).
Lebih jauh tentang kebutuhan uang tunai bulan ramadhan dan jelang Idul Fitri 1440 H, menurut Rosmaya, BI menyediakan uang tunai sebesar Rp 217,1 triliun.Kebutuhan tunai ini, meningkat 13,5 persen, bila dibandingkan uang tunai tahun 2018 yang mencapai Rp 191,3 triliun.
“Kebutuhan uang tunai pada bulan ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1440 H, BI menyediakan uang tunai sebesar Rp 217,1 triliun,” kata Rosmaya Hadi.
Dikatakan, adapun uang yang disediakan BI tersebut, dalam pecahan besar mulai dari Rp 50.000 ke atas mencapai 90,8 persen atau sekitar Rp 167,2 triliun.
Sedangkan pecahan uang kecil, yakni mulai Rp 20.000 ke bawah sebanyak 9,2 persen atau sebesar Rp 19,9 triliun.
Dijelaskan, tingginya uang tunai ini dipengaruhi dan antisipasi hari libur yang mencapai 10 hari sejak tanggal 30 Mei hingga 9 Juni 2019.
Selain itu, adanya pencairan THR buat aparatur sipil negara ( ASN), pensiunan dan Polri, THR pegawai swasta.
Dikatakan, kebutuhan uang tunai di disebar berdasarkan wilayah. Untuk wilayah Jawa non Jabodetabek mencapai 38,7 persen atau sekitar Rp 84 triliun. Wilayah Jabodetabek mencapai 23,7 persen atau Rp 51 5 triliun. Wilayah Sumatera mencapai Rp 41,2 triliun dan untuk Kawasan Timur Indonesia ( KTI) mencapai Rp 40,4 triliun.
Dipaparkan, selama seminggu puasa, realisasi penarikan uang tuani dari Rp 217,1 triliun ini sudah terjadi, sudah ditarik sebesar Rp 22 triliun atau sekitar 10,2 persen.
Dengan rincian penarikan di pulau Jawa non Jabodetabek mencapai Rp 8,5 triliun sedangkan di
Jabodetabek mencapai Rp 6,6 triliun. Sedangkan di kas titipan, penarikan uang tunai sudah mencapai Rp 3,6 triliun dan penarikan di bank sudah mencapai Rp 18,4 triliun.
Dikatakan, diperkirakan penarikan uang paling besar terjadi pada minggu ke 4 ramadan sekitar 50-60 persen dari kebutuhan uang tunai.
Dijelaskan, strategi BI dalam membagi uang tunai ini, yakni pembagiannya harus merata untuk setiap kantor BI di seluruh Indonesia yang sudah mulai didistribusikan pada minggu lalu.
Selain itu, juga dioptimalkan kas keliling terutama untuk daerah 3 T yakni terluar, terdepan dan terjauh. Juga dimanfaatkan kas keliling dan jaringan perbankan yang ada dan juga kerjasama dengan penyedia jasa transportasi baik darat laut dan udara.
BI juga menyediakan jasa penukaran uang tunai di berbagai wilayah. Tahun ini ada 2.895 titik penukaran uang tunai atau meningkat 47 persen dibandingkan tahun laku yang mencapai 1.776 titik.
Sedangkan uang tunai yang ditukar ini dilakukan per paket, yakni sekitar Rp 3, 9 juta per paket.
“ Penukaran uang tunai ini ditetapkan per paket yakni sebesar Rp 3,9 juta. Sedangkan uang pecahannya sudah disesuaikan , kecuali uang pecahan Rp 100 tidak ada,” tegasnya. (Rabiatun)