SURABAYA – MARITIM : Mungkin sudah menjadi siklus alamiah, kawasan pantai timur Surabaya harus mengalami beberapa kali metamorpose. Berawal dari hinuan yang terkesan tak terurus, kemudian diubah untuk menjadi lokasi pembangunan jembatan tol (yang semula menerapkan sistem bayar tetapi kemudian direduksi hingga 50% dan terakhir kali menjadi jalan/jembatan non tol). Sejak beberapa waktu lalu, para petinggi kota Surabaya berupaya mencari solusi untuk membangun dan mengembangkan fasilitas yang lebih berefek ekonomi di lokasi tersebut, hingga disepakati untuk memanfaatkan sebagai lokasi hunian yang bernuansa kekinian, yang pilihannya jatuh ke pembangunan superblok.
Guna mengembangkan kawasan superblok baru di area jembatan Suramadu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, menggandeng badan usaha swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna investasikan dana sebesar Rp14 triliun – Rp16 triliun. Pengembangan di kawasan Suramadu mulai digalakkan pada 2019 ini oleh Pemkot Surabaya. Salah satu contoh, Pemkot sudah mulai mengembangkan daerah tujuan wisata dan memperbaiki kawasan di daerah Suramadu.
Untuk itu, Pemkot Surabaya mulai menggandeng beberapa investor, di antaranya PT PP Properti Tbk. Suramadu untuk mengembangkan kawasan di daerah pesisir Suramadu. Selain itu, Pemkot kini juga tengah membahas infrastruktur Jalan Lingkar Luar Timur dari Tanjung Perak, ke Suramadu sampai dengan Juanda di Sidoarjo.
Ungkap Satrio Sujatmiko, Project Director PT PP Properti Suramadu, Minggu (19/5/2019): “Rencananya pembangunan di kawasan sekitar jembatan Suramadu ini harusnya sudah dari 2018, tapi baru dieksekusinya tahun 2019”.
Untuk pembangunan di sekitar jembatan Suramadu sebagai penghubung Kota Surabaya dengan Kabupaten Bangkalan, Madura, PT PP Properti kini sudah mulai membangun mixed use superblock, dengan 14 bangunan tower yang terdiri atas hunian residensial, kantor, mal, dan hotel. Kedepan, residensialnya menyasar dari kelas middle sampai dengan high end, dan ini dibangun di lahan milik PT PP Properti sendiri, dengan luasan kurang lebih sampai 5,9 hektare.
Posisi superblok itu nantinya akan berada di depan pintu gerbang jembatan Suramadu dari sisi Surabaya, tepatnya di sisi kanan-kiri gerbang jembatan Suramadu. Untuk pembangunan ini PT PP Properti Tbk menggelontorkan investasi total sekitar Rp14 triliun – Rp16 triliun hingga semua tower terbangun.
Jelas Satrio: “Sekarang sudah mulai pengerjaan awal lagi tes tumpuk untuk pengetesan pondasi di tower 1, rencananya kita bangun awal dua tower dulu untuk apartemen dan komersial. Dua tower ini kita sudah mulai pemasarannya awal tahun 2018 kemarin dan penjualan”.
Adapun, apartemen tersebut dibanderol dengan harga mulai Rp390 jutaan sampai Rp800 jutaan. Tipe yang tersedia ada studio dengan luas 23,59 meter persegi, 1 kamar tidur dengan luas 37,36 meter persegi dan 2 kamar tidur corner dengan luas 53,15 meter persegi.
Dengan pembangunan itu, PT PP Properti bersama dengan Pemkot Surabaya akan lakukan “pemindahan” pengembangan superblock dari kawasan Surabaya Barat dan Surabaya Pusat.
Terkait itu, Satrio menjelaskan: “Yang dimaksud dengan pemindahan ini adalah membuat superblok baru di area Suramadu itu. Seperti diketahui, sekarang rerata pembangunan properti di Kota Surabaya terkonsentrasi di Surabaya Pusat dan Surabaya Barat. Pada hal, di Surabaya Barat tanahnya sudah kian sempit, hingga tak memungkinkan mengembangkan lagi properti ke sana”.
Terkait dengan lokasi superblok baru di sekitar Suramadu yang berada di pesisir pantai, Satrio mengungkapkan bahwa seluruh keamanan terhadap bencana sudah diperhitungkan dengan baik. Menurutnya, Suramadu tidak dilewati patahan atau berada di antara gunung berapi, jadi diperkirakan bisa tetap aman dari bencana alam laut. (Ayu/Sub/Maritim)