SURABAYA – MARITIM : Dalam rangka menyajikan makanan bergizi dan halal bagi para jemaah haji tahun 2019 ini, serta mengisi pasar ekspor utamanya ke Arab Saudi, Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia menyatakan siap memasok ikan patin sampai jumlah 300 ton. Ketua Bidang Budidaya Patin Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) Imza Hermawan mengatakan bahwa kebutuhan ikan patin untuk memenuhi pasar jemaah haji dan umrah di Arab Saudi diperkirakan akan mencapai 540 ton. Untuk itu, APCI akan menyiapkan 300 ton yang terdiri atas 150 ton ikan patin cut portion dan 150 ton filet.
Ungkap Imza Hermawan: “Dari jumlah yang disiapkan itu akan dikirim secara bertahap. Pada tahap pertama ekspor perdana ikan patin ini akan dikirimkan tiga kontainer setara 63 ton melalui Pelabuhan Tanjung Perak pada Minggu (26/5/2019)”.
Dikatakan, sejauh ini upaya budi daya ikan patin dan lele di Indonesia telah berjalan dengan cukup baik, hingga dari sisi produksi pada tahun lalu mampu mencapai 391.151 ton atau meningkat 22,25% dibanding dengan tahun 2017 yang hanya tercapai 319.966 ton. Imbuh Imza: “Peningkatan budi daya ini disebabkan oleh upaya penggunaan induk dan benih yang berkualitas, agar Feed Conversion Ratio [FCR] juga dapat ditekan, terutama dalam rangka meningkatkan efisiensi produksi”.
Sentra budi daya penghasil ikan patin utama saat ini berada di Jawa Timur (Tulungagung), Sumatrra Utara (Serdang Bedagai), Riau (Kampar), Jambi (Batanghari, Muaro Jambi), Sumatera Selatan (Ogan Komering Ulu Timur, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir), Lampung (Lampung Selatan, Lampung Tengah, Pringsewu), dan Kalimantan Selatan (Banjar).
Slamet Soebjakto, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) melalui keterangan kepada media mengatakan bahwa potensi pasar ekspor untuk komoditas ikan patin sangat besar, apalagi di Arab Saudi impornya mengalami penurunan 85% atau hanya sekitar 4.503 ton pada 2018.
“Selama ini Arab Saudi mengimpor ikan patin dari Vietnam. Tetapi karena ada isu penyakit dan pencemaran di Sungai Mekong, akhirnya impor berkurang sehingga ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengisi ceruk pasar di sana,” kata Dirjen Pwerikanan Budidaya KKP.
Berdasar data UN Comtrade Database International Trade Statistics, kebutuhan ikan patin secara global pada tahun 2017 mencapai besaran 640 juta ton dengan pasar utama AS sebesar 17%, Meksiko 9%, China 8%, Brasil 7% dan Arab Saudi 5% yang selama ini dipasok dari Vietnam dan Myanmar. Pada 2018, kebutuhan ikan patin global meningkat menjadi 641 juta ton. (Erick Arhadita)