MAUMERE NTT – MARITIM : Pelabuhan Lorens Say di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, dapat disebut memiliki peran kunci bagi penumpang kapal laut yang berasal dari Larantuka, Kepulauan Soloir dan Alor yang melakukan embarkasi/debarkasi di pelabuhan yang telah memiliki gedung terminal penumpang baru.
Namun, sejak diresmikan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) awal tahun 2018, fasilitas Pelabuhan Lorens Say Maumere di Pulau Flores belum dimanfaatkan sesuai fungsinya. Kini
kondisi gedung senilai Rp 30-an miliar itu tidak terawat. Dua sisi plafon gedung ambruk menyisakan lubang besar di sisi kiri dan kanan gedung.
Berdasar pantauan pada Senin awal bulan Juni 2019 lalu, dapat dijumpai hal ironis. Gedung megah dengan fasilitas lengkap di lingkungan pelabuhan didapati tidak terawat. Dua sisi plafon di bagian timur dan barat gedung itu ambruk berkeping-keping ke lantai hanya menyisahkan rangka. Di lantai satu, tempat utama untuk keberangkatan dan kedatangan penumpang kapal dengan berbagai fasiltas dan ruang yang lainnya tidak terawat. Meski bangunan ini telah selesai setahun lewat, belum ada tanda-tanda akan segera dimanfatkan.
Beberapa waktu lalu manajemen Pelindo III Cabang Maumere, menyatakan pengoperasian gedung terminal baru yang mampu menampung sampai dengan 1.000 orang penumpang itu, akan dilaksanakan setelah ada pelabuhan khusus penumpang kapal. Namun sampai pertengahan tahun 2019 ini, belum terdapat tanda-tanda akan dibangun pelabuhan khusus penumpang kapal Pelni.
Selama ini penumpang kapal melakukan embarkasi melalui terminal lama yang sempit dan hanya mampu menampung penumpang sekitar 100 orang lebih yang harus berdesakan-desak di dalam gedung. Kapal Pelni angkutan penumpang singgah di Pelabuhan Lorens Say, berlangsung rutin setiap pekan. Kepadatan `musiman’ terjadi pada saat liburan natal, tahun baru, lebaran dan tahun ajaran baru bagi pendidikan. (Lies/Kti/Maritim)