Presiden Jokowi: Kajian Bandara Buleleng Segera Diputuskan

Saat kunjungan Denpasar Presiden Jokowi gelar wicara pembangunan Bali
Saat kunjungan Denpasar Presiden Jokowi gelar wicara pembangunan Bali

DENPASAR – MARITIM : Dalam kunjungannya ke Pulau Dewata beberapa hari lalu, selain menuntaskan pembagian sertifikat tanah bagi masyarakat, dalam beberapa kesempatan Presiden Joko Widodo juga sempat berbicara mengenai berbagai proyek strategis yang akan dibangun di Provinsi Bali. Antara lain terkait rencana pembangunan Bandar Udara (Bandara) di Kabupaten Buleleng Bali Utara. Kajian

Menurut Presiden, Bandara Bali Utara yang dakam wacana akan diberi nama Bandara ‘Panji Sakti’ sesuai nama pendiri Kerajaan Bulkeleng, atau mungkin akan diberi nama Bandara ‘Buleleng”, segera akan diputuskan. Ungkap Presiden Jokowi saat meninjau Waduk Muara Nusa Dua, Jum’at (14/6/2019) lalu: “Mungkin airport yang akan dibangun di Bali bagian utara tersebut akan segera diputuskan studinya. Setelah kajiannya rampung, akan segera diputusin“.

Bandara baru tersebut rencananya akan dibangun berlokasi di Buleleng, Bali Utara. Lokasi tepatnya berada di Kecamatan Kubutambahan, di atas tanah milik desa adat yang sudah mendapat persetujuan dari para kepala desa untuk pembangunan proyek bandara.

Sedangkan untuk proyek lainnya seperti kereta api di Bali masih dalam tahap studi kelayakan. Kata Presiden: “Belum, masih dalam studi”.

Sementara itu, menjawab pertanyaan awak media termasuk maritim.com mengenai reklamasi Teluk Benoa, Presiden justru balik mempertanyakan masalah tersebut. Ujarnya: “Sebenarnya rencana reklamasi tersebut  jalan nggak sih? Kalau jalan, sampai di mana perkembangannya dan kalau nggak jalan, apa sebabnya? Apa kendalanya, dan apakah masih perlu diteruskan ? Masak, sudah lima tahun koq masih jalan di tempat?”.

Perluasan Ngurah Rai

Pembangunan Bandara di Bali utara itu tampaknya kian mendesak, mengingat kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai, di Kabupaten Badung Bali selatan diprediksi bakal membludak pada 2020 mendatang. Karenanya PT Angkasa Pura (AP) I pun berniat memperluas apron di Bandara I Gusti Ngurah Rai, lewat reklamasi seluas 117 hektare (ha).

Target oerluasan apron itu dimaksud untuk meningkatkan daya tampung penumpang serta pesawat di satu-satunya bandara yang ada di Pulau Dewata saat ini. Dengan pembangunan ini kapasitas bandara Ngurah Rai akan bertambah menjadi 37 juta penumpang. Kata Dirut AP I, Faik Fahmi Senin beberapa waktu lalu: “Kapasitas Bandara I Gusti Ngurah Rai sekarang, hanya 21 juta penumpang tiap tahun. Untuk itu kami ingin kembangkan menjadi 37 juta, dengan membangun dalam dua tahap”.

Seperti diketahui, reklamasi tahap pertama sebagian telah dikerjakan berbarengan dengan gelar pertemuan IMF-World Bank Annual Meeting di Bali pada Oktober 2018. Kemudian tahap kedua sebanyak 70 ha untuk memperpanjang runway. Ungkalnya lebih lanjut: “Tahap pertama kami melakukan reklamasi sampai 47 har dan ini telah mampu meningkatkan kapasitas hingga 28 juta penumpang. Tahap keduanya akan dilakukan reklamasi lagi sebagai tambahan luas 70 ha, yang akan digunakan menambah panjang landasan pacu dari 3.000 m menjadi 3.400 m, dengan harapan agar pesawat-pesawat terbang yang lebih besar akan dapat mendarat di sini tanpa restriksi”.

Faik menyebut pembangunan tahap pertama masih kurang 12 ha. Namun, dia targetkan proyek perluasan Bandara Ngurah Rai itu akan rampung paling lama pada 2023 mendatang.

Pungkas Dirut AP I: “Kami harap di tahun 2022-2023 sudah akan terjadi tambahan kapasitas ke 37 juta. Karenanya dari sekarang sudah dilakukan. Sebelumnya, pada  persiapan sidang IMF sudah masuk pengembangan tahap I dengan reklamasi 35 ha. Tinggal tambahan yang 12 ha yang akan diselesaikan dalam waktu dekat ini”. (Erick Arhadita)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *