GMF Sasar Pendapatan US$1 Miliar Agar Masuk Top 10 MRO Company

JAKARTA – MARITIM : PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk menargetkan masuk Top 10 Maintenance Repair and Overhaul (MRO) Company pada 2021. Untuk merealisasikan itu perlu peningkatan pendapatan sebesar US$1 miliar dalam setahun.

Read More

“Saat ini, pendapatan GMF sudah mencapai rata-rata US$500 juta-US$600 juta, yakni pada kuartal 1/2019 dan sudah cukup memuaskan. Sedangkan untuk visi Top 10 MRO Company sudah masuk dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP),” kata Plt Direktur Utama GMF, Tazar Marta Kurniawan, di Jakarta, kemarin.

Pendapatan terbesar perusahaan bersumber dari bisnis perawatan mesin atau turun mesin pesawat. Dari seluruh maskapai di Tanah Air, setidaknya ada sebanyak 120 kali perbaikan mesin atau engine setiap tahun. Sekali pesawat turun mesin, pendapatan GMF mencapai US$5-US$6 juta.

“Revenue terbesar itu dari bisnis engine, kalau mencapai 120 engine itu dikali US$5 juta itu paling tidak, kami bisa mengantongi US$600 juta. Memang growth generator kita itu dari engine,” katanya.

Hal lain, GMF ke depan akan mulai merawat pesawat Hercules Lockheed Martin C-130 milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU). Langkah itu dilakukan dalam rangka melebarkan sayap bisnis, yang bukan hanya melakukan perawatan pada pesawat komersial, tapi juga pesawat militer.

Di samping itu, GMF juga merawat pesawat VVIP dari TNI-AU, kemudian memodifikasi pesawat Hercules. Karena sebelum ini perawatan pesawat Hercules dilakukan di Airod Malaysia atau ST Aerospace Engineering milik Singapura.

“Kami masih melakukan negosiasi dengan TNI-AU saat ini. Rencananya, tahun depan kami akan mulai melaksanakan perawatan pesawat C-130 Hercules. Karena selama ini TNI-AU merawat Hercules di Airod Malaysia atau ST Aerospace Engineering milik Singapura,” tambah Director New Business Portfolio GMF, I Gusti Wayan Susena.

Adapun perawatan yang akan dilakukan berupa penggantian center wing box (CWB) atau bagian sayap. Selain itu, GMF juga bakal mengganti kokpit atau ruang kemudi pesawat dari analog menjadi digital.

“Jadi bisnis yang diterima GMF kita sebut sebagai modernisasi dari armada C-130 Hercules TNI-AU,” urai Wayan.

Tazar menjelaskan, perawatan pesawat militer merupakan salah satu ekspansi bisnis yang akan mulai dilakukan GMF pada 2019 ini dan seterusnya dikembangkan pada 2020. (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *