JAKARTA – MARITIM : Namanya Muqtadir Ghani. Di usianya yang masih 18 tahun, boleh disebut dia jadi salah satu sosok remaja yang istimewa, karena sudah memiliki kemampuan menulis suatu karya untuk masyarakat luas. Yakni satu novel fantasi berjudul “Fantasyium : Kristal Harapan”, yang diluncurkan baru-baru ini, di Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Novel ini merupakan karya perdananya, yang diterbitkan Pustaka Kaji, dari seorang laki-laki yang gemar menulis dan kini masih duduk di bangku SMA.
“Saya lebih suka berkarya untuk masyarakat luas. Kalau main game online itu kan hanya untuk memuaskan diri sendiri, tapi membuat suatu karya bisa menyenangkan diri sendiri dan juga masyarakat luas. Karena itu, kalau hasil karya saya disukai, maka saya ikut senang,” ujar Ghani disela-sela peluncuran novelnya.
Lebih jauh, putra pertama pasangan dr Edi Prasetyo dan dr Ihsanijah M, ini mengungkapkan bahwa awal punya kemauan menulis karena terinspirasi Mutia. Seorang kakak alumni yang sudah menerbitkan 32 buku.
“Saya terinspirasi dari kakak alumni bernama Mutia. Dia sudah punya 32 buku dan mulai membuat karya sejak di bangku SD. Kalau dia bisa buat buku kenapa saya tidak? Nah, itulah pemicunya, sampai akhirnya saya membuat novel ini,” ujar Ghani.
Faktor lain, karena terinspirasi penulis Stan Lee, yang melahirkan tokoh Superhero Marvel.
“Jika Stan Lee fantasi ke Superhero, saya lebih ke anak muda berjiwa pahlawan, tapi disatukan dengan genre fantasi. Sehingga wujudnya lebih ke pertualangan mistis. Aura-aura Nusantara seperti Garuda dimodifikasi punya kekuatan api,” tutur Ghani mengurai cerita fantasinya.
Disebutkan, “Fantasyium : Kristal Harapan” diselesaikan dalam satu tahun, dicetak sebanyak 200 eksemplar. Harga untuk umum Rp75 ribu sedang pelajar dan mahasiswa Rp65 ribu. Pemikiran awal muncul pada 2017, lalu pertengahan 2017 mulai digarap, yang di akhir 2017 novel selesai dikerjakan dan 2018 terbit.
Miquel Angelo, selaku editor menambahkan, Ghani sangat konsisten menyelesaikan buku setebal 250 halaman ini. Kekuatan novelnya ada pada kelancaran ceritanya.
Sent Yaki Satya Putra, sebagai Ilustrator menilai, buku ini dilengkapi beberapa gambar di dalamnya. Tujuannya untuk mendukung cerita. Gambar diambil dengan style barat ala Marvel. Sedang cover dibuat lewat pendekatan karakter yang lagi ngentrend saat ini.
“Untuk bahan buku digunakan Book Paper agar pembaca nyaman membacanya. Meskipun lama membaca buku ini,” ujar Hamzah Ali, dari penerbit Pustaka Kaji.
Buku ini bercerita tentang tokoh utama bernama Aditya, yang terpilih jadi penolong atau pahlawan, untuk membebaskan negeri Fantasyium yang terjajah oleh First Titan. Tugas utamanya mengembalikan harapan, perdamaian kepada warga fantasyium dan mengobarkan semangat melawan penjajah.
“Saya berharap, buku ini bisa memotivasi para remaja milenial bisa mengekspresikan diri ke dalam literasi, mengingat genre fantasi masih kurang saat ini,” tutup Ghani. (M Raya Tuah)