JAKARTA -MARITIM : Neraca perdagangan migas yang membaik, dan nonmigas stabil, menjadi faktor surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2019, mencatat surplus sebesar 0,19 miliar dolar Amerika (AS), setelah pada bulan sebelumnya mencatat surplus 0,22 miliar dolar AS.
Siaran pers yang diterima Tabloid maritim.com, dari Bank Indobesia Selasa (16/7) mencatat, defisit neraca perdagangan migas yang membaik terutama disebabkan penurunan impor migas yang lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor migas. Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas yang stabil dipengaruhi penurunan ekspor dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas, di tengah penurunan impor nonmigas.
Neraca perdagangan migas tercatat defisit 0,97 miliar dolar AS pada Juni 2019, membaik dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,05 miliar dolar AS. Perbaikan tersebut ditopang oleh menurunnya impor migas dari 2,18 miliar dolar AS pada Mei 2019 menjadi 1,71 miliar dolar AS pada Juni 2019. Penurunan impor migas terjadi pada seluruh komponen baik minyak mentah, hasil minyak, maupun gas. Sementara itu, ekspor migas menurun dari 1,14 miliar dolar AS menjadi 0,75 miliar dolar AS pada Juni 2019. Penurunan terutama terjadi pada komponen ekspor gas sejalan dengan menurunnya volume dan harga ekspor gas.
Neraca perdagangan nonmigas Juni 2019 mengalami surplus 1,16 miliar dolar AS, tidak banyak berbeda jika dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya yang mencatat surplus 1,26 miliar dolar AS. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor nonmigas yakni dari 13,69 miliar dolar AS pada Mei 2019 menjadi 11,03 miliar dolar AS pada Juni 2019.
Penurunan terutama terjadi pada komponen bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta lemak dan minyak hewani/nabati. Sementara itu, impor nonmigas tercatat sebesar 9,87 miliar dolar AS pada Juni 2019, menurun 2,55 miliar dolar AS (mtm) dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya. Penurunan impor nonmigas terutama terjadi pada komponen mesin/pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik, serta besi dan baja.
Bank Indonesia menilai surplus neraca perdagangan pada Juni 2019 berdampak positif terhadap prospek neraca transaksi berjalan 2019, yang diprakirakan defisit dalam kisaran 2,5 persen–3,0 persen terhadap PDB. Ke depan, Bank Indonesia dan Pemerintah akan terus berkoordinasi mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat menjaga stabilitas eksternal, termasuk prospek neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan.(Rabiatun)