SEMARANG – MARITIM : Ratna Kawuri, Kepala Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah (Jateng) menilai bahwa ‘perang’ dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ternyata malah dapat memberi peluang munculnya keuntungan bagi arus investasi bagi Jateng Tengah. Hal ini dapat terjadi, karena adanya kemungkinan barang-barang dari Negeri ‘Panda Merah‘ akan terhambat masuk ke AS, disebabkan pengenaan bea masuk yang makin tinggi, serta pengetatan aturan lainnya yang dikeluarkan oleh regulator perdagangan Negara Paman Sam tersebut.
Sehubungan dengan hal itu, agar kinerja ekspornya tak terganggu, Tiongkok pun bersiasat dengan di antaranya menggelontorkan investasinya ke Indonesia, salah satunya ke Provinsi Jateng. Hal ini menyebabkan Jateng tidak lagi hanya berkompetisi dengan Jawa Barat dan Jawa Timur, tetapi juga dengan Vietnam. Ungkap Ratna akhir poekan lalu: “Menurut analisis Gubernur Jateng, kompetisi kita tentang bagaimana caranya menarik investor masuk, kini sudah sampai dengan Vietnam. Tantangannya ialah menjaga iklim investasi di Jateng agar tetap kondusif”.
Faktor lain yang mendorong arus investasi di Jateng ialah tren relokasi atau pengembangan pabrik-pabrik besar berdasar Penanaman Modal Asing (PMA) yang berlangsung sejak 2015 masih terjadi. Hal ini ditengarai dengan masih berlangsungnya upaya relokasi oleh pabrik-pabrik berskala kakap di wilayah Barat, seperti Banten, Bekasi, dan Karawang, dan memilih meluaskan usahanya ke Jateng, berdasar pertimbangan nilai pengupahan tenaga kerja yang cukup kompetitif dan masih cukup ketersediaan lahan yang luas”.
Lebih jauh, Ratna menjelaskan, bahwa secara garis besar iklim investasi di Jateng terbilang baik. Pada kuartal I/2019, realisasi investasi Jateng mencapai Rp21,42 triliun, dengan rincian Penanaman Modal Asing Rp11,65 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp9,76 triliun. Hasil itu membuat saat ini Jateng berada di posisi nomer tiga terbesar dalam realisasi investasi dibandingkan provinsi lainnya, di bawah DKI Jakarta dan Jabar. Siharap sampai akhir 2019, realisasi investasi itu akan dapat mencapai Rp56 triliun, sesuai target yang dicanangkan Gubernur Ganjar Pranowo.
Andalkan Produk Tekstil
Dalam kaitannya dengan eksportasi dari Jateng, maka potensi industri tekstil dan produk tekstil di provinsi ini tak dapat dipandang dengan sebelah mata, karena telah terbukti berhasil menembus pasar mancanegara. Mengacu data BPS, ekspor Jateng pada Mei lalu mengalami surplus dan salah satunya adalah merupakan kontribusi komoditas tekstil dan produk tekstil seperti benang tenun, bahan pakaian serta pakaian jadi non rajutan.
Namun, kendati produk tekstil Jateng menjadi primadona ekspor, tetapi masih terdapat yang harus dihadapi, seperti minimnya bahan baku kapas, keterbatasan untuk memproduksi jenis kain tertentu, hingga munculnya persoalan lingkungan. Menurut kalangan pengusaha tekstil dan produk turunannya, keberlangsungan industri tekstil harus tetap didorong karena merupakan industri padat karya yang hingga kini mampu bertahan di tengah tantangan era revolusi industri 4.0.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menjelaskan Pemprov Jateng juga terus mengembangkan kawasan industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Upaya
tersebut sejalan dengan optimisme pemerintah pusat bahwa Pemprov Jateng akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonominya hingga kisaran 7%.
Tak hanya sekedar mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan sektor industri, putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair (mBah Moen) itu menjelaskan, Pemprov Jateng juga mendorong agar perusahaan menyediakan rumah susun bagi tenaga kerja mereka. Ujarnya: “Kita dorong pembangunan rusunawa untuk buruh. Alhamdulillah salah satu pabrik tekstil Pan Brothers meskipun belum dapat membangun rumah susun (rusun) karena investasinya cukup mahal, tetapi mereka mau membangun seribu unit rumah tapak, sebagai solusi agar masyarakat yang bekerja di perusahaan dapat lebih dekat dengan tempatnya bekerja, hingga mereka dapat terkontrol. Selain itu, perusahaan juga kita dorong untuk menyediakan jasa transportasinya”.
Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur Jateng melanjutkan, Pemprov juga terus berupaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, salah satunya mempersiapkan pelajar SMK sebagai pemuda yang siap masuk ke dunia kerja. Selain itu juga diharap mereka mampu menciptakan lapangan kerja mandiri sebagai wirausaha. Sebagai generasi muda, kepada mereka ditanamkan nilai-nilai integritas agar jadi pribadi berkarakter. (Erick Arhadita)