JAKARTA – MARITIM : Konektivitas dan integrasi antarmoda transportasi, serta kemudahan berpindah dari moda satu ke moda transportasi lainnya, dengan skybridge membuat masyarakat lebih lebih memilih menggunakan transportasi umum dibanding pribadi. Juga merupakan solusi paling tepat, untuk mengurai kemacetan Jakarta menuju Bandara Soekarno Hatta, dan tempat lainnya.
Demikian Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Persero Edi Sukmoro sesaat sebelum meresmikan penggunaan Skybridge Stasiun Batu Ceper.
Untuk itu kata Edi, KAI menyediakan fasilitas skybridge di Stasiun Batu Ceper. “Pembangunan fasilitas skybridge merupakan upaya PT KAI meningkatkan pelayanan kepada penumpang,”tutur Edi seraya menambahkan, skybridge ini juga disiapkan untuk dapat menghubungkan antara stasiun Batu Ceper dengan Terminal Poris Plawad.
Pengresmian penghubung antara peron 1-2(untuk KA Bandara) dengan peron 3-4 (untuk KRL), yang dihadiri Walikota Tangerang yang diwakili Sekretaris Daerah H Tatang Surisna di Stasiun Batu Ceper , Kamis (18/7) , Dirut Edi Sukmono mengatakan, pembangunan skybridge Batu Ceper dilakukan dalam dua tahap yaitu pekerjaan struktur dimulai sejak 2017, selesai pada 2018. Sedangkan tahap kedua , pekerjaan arsitektur dimulai 22 Maret 2019 dan selesai Juni 2019.
“Skybridge ini memiliki panjang 26 meter , lebar 6 meter dengan ketinggian 7 meter,”jelas Edi.
Menurut Dirut Edi, stasiun Batu Ceper merupakan stasiun yang dilewati KRL relasi Tangerang – Duri. Setiap harinya , volume penumpang KRL di stasiun ini sekitar 3.000 orang. Sejak Desember 2017, Stasiun Batu Ceper menjadi stasiun keberangkatan dan pemberhentian KA Bandara Soekarno Hatta.
“Volume penumpang KA Bandara Soetta setiap harinya sekitar 1.000 orang,” tuturnya .
Ditambahkan, total penumpang selama Mei 2019 sebanyak 21.500 orang, Juni 17.586 orang dan Juli 12.500 orang yang naik dan turun di Stasiun Batu Ceper. Dan keberadaan skybridge merupakan komitmen PT KAI terus meningkatkan pelayanan dan mendukung program pemerintah terkait integritas antarmoda transportasi,” tutur Edi seraya menambahkan, tidak hanya antara KRL dan KA Bandara, tapi kedepannya dengan angkutan umum lainnya. (Rabiatun)