JAKARTA– MARITIM : Dengan adanya penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) , merupakan indikator positif bagi iklim usaha dan ekonomi dalam jangka panjang. BCA mencatat pertumbuhan yang positif, pada berbagai segmen kredit.
Tentunya kata Presiden Direktur BCA , Jahja Setiaatmadja mengaku, pihaknya akan lebih berhati-hati. Maksudnya, melepas kredit itu gampang, tapi harus hati-hati. Sebab, yang butuh kredit itu banyak tapi harus dimitigasi siapa saja yang betul-betul menggunakan kredit secara optimal dalam bisnis, dan mampu mengembalikan.
Jadi lanjut Jahja, dalam pemaparan kinerja keuangan BCA, semester 1-2019 di Hotel Kepinski , Rabu (24/7) , tidak selamanya bunga bank turun pemberian kredit juga jor-joran.
Namun demikian kata Jahja, tidak dipungkiri pada semester 1-2019, portofolio kredit BCA meningkat 11,5 persen YoY menjadi Rp565,2 triliun . Peningkatan kredit ini ditopang oleh kredit korporasi yang tumbuh 14,6 persen menjadi Rp219,1 triliun dan kredit komersial dan UKM meningkat 12,5 persen YOY menjadi Rp189,2 triliun.
Sementara lanjutnya, kredit konsumer meningkat 6,4 persen YoY menjadi Rp90,7 triliun, kredit kendaraan bermotor turun 1,5 persen YoY menjadi Rp48,2 triliun , ini karena penurunan pembiayaan kendaraan roda dua. Sedangkan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 6,0 persen YoY menjadi Rp13,1 triliun pada Juni 2019 .
Dari sisi dana pihak ketika (DPK) lanjut Jahja, terjadi pertumbuhan di Giro dan tabungan (CASA) sebesar 5,9 persen YoY atau Rp510,4 triliun. Ini dikarenakan kuatnya peningkatan jumlah transaksi, khususnya pada e-channels. CASA, tetap menjadi inti DPK BCA yang berkontribusi sebesar 75,7 persen dari total DPK.
Sementara tambah Jahja, dana deposito meningkat 18,1 persen YoY menjadi Rp163,5 triliun. Dengan demikian, total DPK tercatat Rp673,9 triliun, tumbuh 8,6 persen YoY . (Rabiatun)