MAKASSAR – MARITIM : Sehubungan dengan kian tingginya mobilitas pengguna moda angkutan darat, laut dan udara, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menilai terdapat potensi pengembangan jalan tol sekitar 200 kilometer menuju sejumlah pelabuhan dan bandar udara (bandara) utama di Tanah Air. Karenanya secara bertahap dalam 5 tahun ke depan, potensi tersebut akan jadi prioritas pengembangan jalan tol baru.
Danang Parikesit Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR mengatakan bahwa interkoneksi antara jalan tol dengan infrastruktur perhubungan seperti bandara maupun pelabuhan belum maksimal. Karena itu, pembangunan jalan tol baru maupun ekstensi jalan tol yang sudah ada diarahkan untuk terhubung langsung dengan simpul kegiatan ekonomi lain. Jelasnya: “Dalam beberapa kesempatan, Presiden menyatakan agar jalan tol harus terhubung dengan kawasan. Kami akan dorong badan usaha untuk investasi lagi karena ada 200 kilometer jalan tol yang belum terkoneksi dengan baik”.
Menurut Danang, potensi pengembangan dapat digarap oleh badan usaha melalui prakarsa maupun penambahan ruang lingkup. Dia menggambarkan jalan tol akses ke Pelabuhan Patimban di Subang telah mendapat izin prakarsa dari Kementerian PUPR dan masuk daftar proyek jalan tol baru yang siap dilelang.
Sementara itu, penambahan ruang lingkup dimungkinkan pada dua ruas tol di Makassar, yaitu Jalan Tol Reformasi Ujung Pandang seksi 1 dan 2, serta Jalan Tol Seksi Empat. Secara konsolidasi, kedua ruas dimiliki dikelola oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META).
Lebih jauh, Danang menyebutkan bahwa jalan tol di Makassar yang sudah ada saat ini, akan dapat diperpanjang menuju Pelabuhan Makassar New Port (MNP) sepanjang 2 kilometer. Kajian atas kelayakan perubahan ruang lingkup perlu dilakukan sebelum jalan akses ke MNP dibangun.
Pungkasnya: “Kami perlu dengar seperti apa business plan port dari Pelindo IV. Tahapannya bagaimana, kapan diperluas, dan trafiknya seberapa besar”. (Lies/KTI/Maritim)