PROBOLINGGO – MARITIM : Probolinggo, kini tak hanya dikenal dengan tagar ‘Kota Bayuangga’ serta ‘pintu masuk’ bagi wisatawan yang akan mengunjungi Taman Nasional Bromo-Tengger, tetapi juga mulai mendapat perhatian karena jeberhasilannya membudidayakan bawang merah (allium cepa, onion) varietas ‘Biru Lancor’ yang pada awal Agustus lalu diekspor ke Thailand.
Eksportasi ke Negeri Gajah Putih ini dimulai dengan sebanyak 165 ton oleh PT Cipta Makmur Sentausa (CMS) secara bertahap mulai bulan Agustus 2019 ini. Salah satu bumbu penyedap yang berasal usul dari Pegunungan Himalaya ini di berbagai daerah Indonesia punya sebutan hampir sama, yaitu brambang (abang). Kecuali di Bali disebut brambang barak, sedang di tatar Sunda dikenal sebagai bawang beureum dan dalam bahasa Madura disebut dengan nama babeng temor. Selain dikenal sebagai penyedap kuliber khas Indonesia, buah yang sebenarnya merupakan umbi tanaman ini, di lingkup budaya Jawa juga dikenal sebagai obat kutil, jamu perut kembung, bahkan juga pengusir roh jahat pengganggu bayi.
Prakarsa ekspor oleh pengusaha nasional ini mendapat decak kagum, mengingat selama ini komoditas bawang merah untuk kebutuhan pasar domestik lebih banyak diimpor dengan harga cukup tinggi, meskipun tak semahal harga ‘saudara kembar’ beda warna yaitu bawang putih alias garlic yang oleh orang Bali disebut sebagai kesuna.
Terkait dengan realisasi ekspor bawang merah dari Bumi Bayuangga ini, M. Sidik Widjanarko
Asisten Administrasi Perekonomian & Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo mengatakan ekspor bawang merah sebagai salah satu kegiatan pengembangan pasar yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Probolinggo. Ujarnya: “Bawang merah Kabupaten Probolinggo merupakan bawang merah terbaik di Indonesia dan menjadi pemasok pasar terbesar di kota/kabupaten se-Indonesia seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi”.
Menurutnya produksi bawang merah dari petani ke Pasar Bawang Dringu Probolinggo sebesar 120-150 ton per hari atau senilai Rp1,3 miliar hingga Rp1,6 miliar. Bawang merah yang keluar dari Pasar Bawang Dringu dan wilayah luar pulau Jawa sebesar 80-100 ton per hari atau senilai Rp880 juta hingga Rp1,1 miliar. Sedangkan di dalam pulau Jawa sebesar 7-40 ton per hari atau senilai Rp77 juta hingga Rp440 juta.
Sesuai dengan data realisasi tanam panen, produktivitas dan produksi bawang merah di Kabupaten Probolinggo, pada bulan Januari sampai Juni 2019 tercatat luas tanam 2.224 hektare, luas panen 1.006 hektare, produktivitas 15 sampai 17 ton per hektare, dengan total produksi 17.102 ton pada akhir Juni.
Dijelaskan oleh M. Sidik, kawasan sentra bawang merah yang ada Kabupaten Probolinggo tersebar di Kecamatan Tegalsiwalan 1.457 hektare, Leces 640 hektare, Dringu 2.364 hektare, Banyuanyar 428 hektare dan Gending 1.432 hektare, hingga tοtal mencapai 6.371 hektare.
Direktur Utama PT Cipta Makmur Sentausa, Sri Pujiwanti menjelaskan bahwa pihaknya akan lakukan ekspor bawang merah dengan tujuan Negara Thailand sudah dipersiapkan sejak tahun 2019. Katanya: “Hal ini untuk membuktikan produk hasil pertanian khususnya bawang merah di Kabupaten Probolinggo mempunyai kualitas bagus hingga diterima di negara lain”.
Ia juga jelaskan bahwa PT Cipta Makmur Sentausa sudah empat tahun ini melakukan ekspor bawang merah dengan kuota rerata 800 hingga 1.500 ton ke Thailand, Filipina dan Vietnam. Namun sejak tahun 2018 Vietnam dan Filipina menolak produknya, hingga tak mengekspor lagi ke kedua negara tersebut. Ujar Dirut PT CMS: “Alhamdulillah, tahun 2019 ini kami dapat mengekspor ke Thailand. Namun pada 25 Agustus 2019 kami terkendala aturan baru dari Thailand, hingga ekspor harus segera masuk sebelum 25 Agustus 2019”.
PT Cipta Makmur Sentausa sudah dua kali melakukan ekspor bawang merah Kabupaten Probolinggo, bahkan tahun 2018 mampu mengirimkan 1.100 ton dan tahun ini mengirim 165 ton dengan rincian pelepasan perdana sebanyak 55 ton dengan 2 petikemas dan tahap kedua sebanyak 110 ton dengan 4 petikemas.
Memungkasi keterangan, Sri Pujiwanti berucap: “Kami minta doanya dari segenap jajaran Pemkab Probolinggo untuk mendukung kami, agar dapat melakukan ekspor lagi pada tahun mendatang dan mengenai peraturan di negara lain mungkin dapat dibantu oleh pemerintah pusat, hingga mempermudah perizinan dalam melakukan ekspor bawang merah ke luar negeri”. (Ayu/Sub/Maritim)