TANJUNG PERAK SURABAYA – MARITIM : Disaksikan Budi Setiyadi Direktur jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Dirjenb Hubdat Kemenhub), Kamis (08/O8/2019) LALU, bertempat di galangan PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, kapal penyeberangan jenis Ro-Ro (Roll-on/Rpll-off) KM ‘Bahtera Nusantara II’ mulai diapungkan. Pada kesempatan itu, Chandra Irawan, Direktur Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Dir ASDP) selaku KPA menjelaskan, pembangunan kapal ini menggunakan anggaran APBN yang dialokasikan leawt mekanisme kontrak tahun jamak (multi years contract).
Ujar Chandra: “Alokasi waktu pembangunan selama 22 bulan yang dimulai tahun 2018 sampai dengan 2019 dengan pagu total biaya sebesar Rp.90 miliar. Skema penganggarannya yakni pada tahun anggaran 2018 sebesar Rp.20 miliar dan TA.2019 sebesar Rp.70 miliar”.
Chandra menyampaikan, pengoperasian kapal ini nantinya akan dikelola oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dimana asset dari Ditjen Perhubungan Darat akan dialihkan melalui mekanisme PMN (Penyertaan Modal Negara). Jelasnya lebih jauh: “Beberapa hal yang jadi pertimbangan adalah PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memiliki kinerja, SDM serta pengalaman yang baik dalam mengelola kapal penyeberangan. Hal ini jadi pembeda dengan pengalaman pengelolaan yang kurang sukses oleh beberapa BUMD”.
Kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang telah ditunjuk sebagai operator KMP. ‘Bahtera Nusantara II’ diminta agar segera mengambil langkah-langkah persiapan dalam pengoperasian dan pengawakan kapal, karena dalam sebulan ke depan akan dilaksanakan familiarisasi dan diharap dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan official sea trial (OST).
Pungkas Chandra: “Dukungan berbagai pihak terkait pembangunan kapal penyeberangan 1.500 GT untuk Kepulauan Maluku sangat kami harapkan demi terciptanya hasil pekerjaan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat”.
Untuk Maluku
Di sela menyaksikan pengapungan kapal penyeberangan Ro-Ro 1.500 GT KM ‘Bahtera Nusantara’ di Galangan Kapal PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard, Surabaya, Dirjen Hubdat menjelaskan kepada awak media termasuk maritim.com: “Pengapungan merupakan hal penting dari bagian pembangunan kapal. Karena pada saat itulah untuk pertama kalinya kapal akan mengapung di air dan momen ini akan dicatat sebagai tanggal dimulainya perhitungan yang terkait dengan docking periodik kapal. tutur Dirjen Budi di Surabaya, Kamis (8/8/2019). Untuk selanjutnya kapal ini akan dioperasikan sebagai sarana angkutan penyeberangan di Provinsi Maluku”.
Atas nama pimpinan Kemenhub pihaknya mengucapkan terima kasih dan kepada segenap jajaran PT Dumas Tanjung Perak Shipyard diharap dapat memaksimalkan SDM dan fasilitas yang ada, hingga dapat menyelesaikan pelaksanaan pembangunan dan menyerahkan kepada Satker Direktorat Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan tepat waktu. Unkap Dirjen: “Saat ini kapal telah diselesaikan hingga 90,71% dan pencapaian progress ini hendaknya tak saja dinilai dari sisi fisik, tetapi juga harus laik laut yang dibuktikan dengan pemenuhan spesifikasi teknis dan kesesuaian dengan desain”.
Menurut Dirjen Hubdat pula, dengan begitu performa dan stabilitas kapal saat beroperasi akan mampu maksimal sesuai dengan yang telah rencana dan harapan. Kapal Ro-Ro KM ‘Bahtera Nusantara’ ini didisain untuk mampu menempuh kecepatan percobaan 16 knot, memiliki kapasitas angkut 400 orang dan 29 unit kendaraan campuran berupa 19 unit truk besar dan 10 unit kendaraan Roda-4, dengan kecepatan percobaan 16 knot.
Menutup penjelasan, Dirjen Hubdat berucap: “Dengan spesifikasi dan kapasitas angkut tersebut, diharap kapal ini dapat memperlancar transportasi dan konektivitas di Provinsi Maluku dan berdampak positif bagi perekonomian masyarakatnya”. (Erick Arhadita)