JAKARTA — MARITIM : Komitmen perusahaan mempertahankan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) , sebagai penopang penyaluran pembiayaan mengantarkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan laba semester I-2019 sebesar Rp 16,16 triliun, tumbuh 8,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year).
Laba yang hanya tumbuh satu digit ini, diakui Direktur Utama BRI, Suprajarto, laba memang kecil dibanding sebelumnya. Ini dikarena pada semester I – 2019, perusahaan sedang membenahi anak perusahaan yang baru diakuisisi. Maksudnya, pendapatan perusahaan tergerus dan menjadi beban anak perusahaan, yang saat diakuisisi sudah diperhitungkan .
Memang benar, kata Dirut Suprajarto, laba melambat tapi kalau laba bank only sudah on track. Ini tumbuh 8 persen, karena kita kebebanan anak perusahaan yang baru, kan baru diakuisisi kemarin kebetulan ada masalah, tapi sudah kita hitung sesuai valuasi saat kita ambil.
“Saat ini, kami sedang membenahi anak-anak usaha agar pada 2020 nanti mereka sudah bisa memberikan kontribusi positif kepada induk,” tutur Direktur Utama BRI, Suprajarto, dalam paparan kinerja keuangan Semester I-2019, di Gedung BRI 1, Rabu (14/8).
Lebih jauh tentang laba perusahaan, Dirut Suprajarto menjelaskan, penyaluran kredit BRI masih didominasi ke segmen UMKM Rp 681,50 triliun atau sebesar 76,72 persen. Pertumbuhan kredit UMKM BRI kuartal II – 2019, 13 persen .
Hingga akhir Juni 2019, tercatat BRI telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 50,29 triliun kepada lebih dari 1,2 juta debitur. Dia menyebut ini setara dengan 57,8 persen dari target breakdown yang diberikan kepada BRI oleh Pemerintah di tahun 2019 sebesar Rp 86,97 Triliun.
Tidak hanya pembiayaan, lanjutnya, BRI juga turut berperan dalam memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para pelaku UMKM. Sampai pertengahan tahun 2019, pembiayaan Bank BRI mendukung 1,1 juta pelaku UMKM sukses naik kelas. Sekitar 65 persen dari jumlah tersebut , didominasi oleh pelaku UMKM yang mengajukan pembiayaan mikro.
Sedangkan total aset mencapai Rp 1.288,20 Triliun atau tumbuh 11,70 persen. Perseroan juga mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 945,05 triliun, atau tumbuh 12,78 persen. Proporsi DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) berupa tabungan dan giro dengan komposisi mencapai 57,35 persen. (Rabiatun)