JAKARTA – MARITIM : Pemerintah terus mendorong pengoptimalan Tingkat Kandungan Dalam negeri (TKDN) setinggi-tingginya. Sehingga ketersediaan komponen di dalam negeri menjadi satu mata rantai pasok yang sangat menentukan bagi daya saing.
“Industri komponen masih memiliki pangsa pasar yang sangat luas baik domestik maupun ekspor serta berpeluang untuk terus dikembangkan teknologinya. Sehingga mampu bersaing di pasar global,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Pameran Industri Komponen Otomotif 2019 di Jakarta, Selasa (13/8).
Menurutnya, pengembangan produktivitas dan daya saing industri otomotif harus sejalan dengan pengembangan industri komponen. Mengingat alat-alat kendaraan bermotor merupakan bagian dari rantai pasok original equipment manufacturer (OEM) maupun layanan purna jual bagi industri kendaraan bermotor.
“Saya optimistis, industri komponen dalam negeri mampu meningkatkan nilai tambah produknya, seiring dengan pemanfaatan teknologi terkini dan ketersediaan SDM yang kompeten. Makanya perlu kolaborasi dan transfer of knowledge antara pabrikan otomotif industri dengan komponen dalam negeri,” ucap Airlangga.
Menperin menyampaikan, produksi dan penjualan otomotif nasional sejak 2013 sampai 2018 di atas 1,2 juta unit per tahun. Banyak industri komponen lokal yang turut tumbuh sejalan dengan peningkatan produksi itu.
Sementara ekspor CBU pada 2018 tercatat 264.553 unit, CKD 82.028 set dan komponen sebanyak 86.631.872 pieces. “Diharapkan pada akhir 2019 terjadi peningkatan volume ekspor pada produk-produk tersebut, mengingat per Juli 2019, nilai ekspor produk tersebut tercatat telah melebihi 50% pencapaian ekspor pada 2018,” katanya.
Sesuai roadmap industri otomotif nasional, pada 2025, ekspor CBU diharapkan dapat mencapai 1 juta unit ke lebih dari 80 negara.
Di sisi lain, Kemenperin mendorong Esemka yang digadang-gadang menjadi mobil nasional (mobnas) menggunakan komponen lokal. Langkah ini sebagai wujud memajukan industri pendukung otomotif di dalam negeri.
“Kalau Esemka mau buat mobil, bisa menggunakan komponen lokal, kami punya anggota yang bisa menyuplai,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto, di sela-sela seminar “Membangun Kemampuan Industri Komponen Dalam Negeri”.
Harjanto mengatakan, pemerintah akan mendorong komponen lokal pada produksi mobil di Tanah Air. Sayangnya dia tidak menyebutkan porsi komponen lokal tersebut.
“Sebanyak-banyaknya, tapi kalau 100% tidak mungkin,” ujarnya.
Ditambahkan, secara nasional saat ini terdapat sekitar 1.500 perusahaan komponen otomotif di Indonesia, yang terbagi dalam Tier 1, Tier 2 dan Tier 3 yang tersebar di seluruh Indonesia. Terutama di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, sekitar 240 perusahaan merupakan anggota GIAMM dan 122 perusahaan merupakan anggota PIKKO.
Dia juga menyambut baik rencana penandatangan Letter of Intent antara Esemka dengan industri komponen. Sehingga selanjutnya dapat menjadi Letter of Aggrement di kemudian hari. (Muhammad Raya)