JAKARTA–MARITIM: Utang Luar Negeri (ULN) pada semester I-2019, mengalami kenaikan tercatat sebesar 391,8 miliar dolar AS, terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 195,5 miliar dolar AS, serta utang swasta dan BUMN sebesar 196,3 miliar dolar AS. Namun, kenaikan ini masih terkendali dengan struktur yang sehat.
Menurut Onny Widjanarko Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI), sesuai data pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 18,9 persen dari total ULN Pemerintah. Sektor konstruksi 16,4 persen, sektor jasa pendidikan 15,9 persen sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 15,2 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 14,0 persen.
Dengan kenaikan ini lanjutnya, menunjukan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia yang semakin meningkat. Seiring dengan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor’s pada akhir Mei 2019, mendorong pembelian neto Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan global oleh nonresiden pada triwulan II 2019.
Sedangkan untuk ULN Swasta dijelaskan, posisi hingga akhir triwulan II 2019 tumbuh 11,4 persen (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 13,3 persen (yoy). Perlambatan ULN swasta terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran pinjaman oleh korporasi. Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian.
“Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9 persen,”tuturnya seraya menambahkan, prinsipnya struktur ULN Indonesia tetap sehat. Dikatakan, kondisi ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan II 2019 sebesar 36,8 persen, membaik dibandingkan rasio pada triwulan sebelumnya. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 87,0 persen dari total ULN.
Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, BI dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Begitu juga dengan ULN Swasta, sekalipun meningkat, tapi melambat. Posisi ULN swasta pada akhir triwulan II 2019 tumbuh 11,4 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 13,3 persen (yoy). Perlambatan ULN swasta terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran pinjaman oleh korporasi. Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9 persen . (Rabiatun)