BANDUNG – MARITIM : Pengembangan industri saat ini dihadapkan pada suatu tantangan sekaligus peluang dengan persaingan yang semakin tajam sebagai dampak globalisasi. Inovasi teknologi sebagai dampak globalisasi menuntut peran ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih besar untuk meningkatkan daya saing nasional.
Untuk itu, dalam rangka meningkatkan daya saing produk dan jasa yang berbasis sumber daya lokal diperlukan peningkatan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kuncinya, inovasi menjadi sangat penting terutama dengan menjadikan IPTEK sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas dengan mengadopsi teknologi yang sudah ada ataupun melakukan rekayasa ulang (reverse engineering).
Guna mewujudkan hal tersebut, dunia industri perlu didukung dengan sarana prasarana penelitian dan pengembangan terpadu yang andal dan mampu mendukung dunia industri masuk memfasilitasi untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan standar internasional, pengembangan kemampuan SDM yang kompeten, sarana penilaian kesesuaian (pengujian, kalibrasi & sertifikasi) dan penerapan teknologi yang tepat guna.
Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Merupakan salah satu lembaga penelitian dan pengembangan serta perekayasaan (litbangyasa) dan unit pelaksana teknis di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin. Mengemban tugas untuk meningkatkan penguasaan teknologi logam dan mesin.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya itu, BBLM juga berkoordinasi dan bekerjasama dengan direktorat teknis terkait yang menangani industri logam dan mesin seperti Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) dan Ditjen Industri Kecil Menengah Aneka (IKMA) Kemenperin.
Kepala BBLM Bandung, Enuh Rosdeni, mengatakan sejauh ini pihaknya telah ikut serta mewujudkan industri nasional yang kompetitif. Termasuk memperkuat tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) terhadap hampir seluruh diseminasi litbangyasanya.
“Keberhasilan itu tentunya tak lepas dari adanya dukungan sarana dan prasarana yang kami miliki serta sumber daya manusia yang cukup bisa diandalkan,” katanya kepada wartawan saat berkunjung ke kantornya di Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.
Di sisi lain, pihaknya juga terus menambah kapasitas kerja litbangyasanya, yakni membuka berbagai bekerjasama dengan negara lain. Seperti Jerman, Belgia, Korea, Jepang dan Taiwan,” ujarnya.
“Sudah jadi tekad kami untuk terus memperkuat TKDN agar tercapai subsitusi impor dan akhirnya bisa menghemat devisa. Prinsipnya, TKDN pada litbangyasa industri logam dan mesin harus berada pada angka yang maksimal,” terang Enuh.
Karya litbangyasa unggulan berbasis TKDN tersebut, sambungnya, dapat dilihat pada pengembangan prototipe produk meter air, komersialisasi produksi di dalam negeri, sampai proses penetapan menjadi Wajib SNI, dengan pengujian dan sertifikasi produk industri ada di BBLM.
Solusi teknik tepat guna melalui perancangan, pengecoran dan pengelasan produk kincir angin skala kecil putaran rendah untuk pembangkit listrik mikro. Pembuatan dredge bucket komponen utama untuk pengangkutan dan pengerukan tambang di laut lepas. Perancangan dan manufaktur untuk reverse turbin air kapasitas 300 kVA, problem solving untuk pembangkit listrik milik PLN.
Pengembangan komposisi material bahan dan perancangan serta produksi tracklink tipe single dan double pin untuk kendaraan tempur tank, paten granted, implementasi dan komersialisasi untuk mendukung kemandirian Hankam.
Pengembangan mesin uji multifungsi dan operasional secara otomatis untuk kebutuhan penerapan SNI kompor dan regulator. Perancangan dan pembuatan teknologi mesin CNC untuk pembuatan pola pengecoran skala IKM dan untuk sarana pendidikan vokasional.
Prototipe mesin pemanen jagung kombinasi tipe reel untuk kegiatan pascapanen kelompok tani di Kulonprogo. Pembuatan komponen alat berat (Heavy Equipment) untuk dapat meningkatkan (TKDN). Pembuatan main landing gear (MLG) prototipe dan pengembangan pesawat N-219 bersama PT DI. Perancangan dan produksi bogy well (roda) kendaraan tempur tank serta perancangan, pembuatan dan pemanfaatan teknologi 3D printing untuk implementasi industri 4.0.
“Untuk pembangkit listrik, BBLM telah mengembangkan turbin produk nasional, yang memakai bahan baku dalam negeri. Turbin pembangkit listrik di Suralaya, yang selama ini merupakan impor dari China hanya bisa bertahan selama enam bulan, tapi buatan Indonesia life time-nya bisa lebih lama lagi dari China. Sehingga kita bisa menghemat devisa,” ungkapnya. (Muhammad Raya)