JAKARTA – MARITIM : Tahun lalu, industri animasi mampu tumbuh melesat di atas 6%, yang mana industri kreatif memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai Rp1.000 triliun.
Adapun tiga sub sektor yang menjadi penopang utamanya, yakni industri kuliner sebesar 41,69%, industri fesyen 18,15% dan industri kriya 15,70%.
“Untuk itu, Kemenperin akan terus mendorong lahirnya SDM industri animasi yang kompeten dalam era industri 4.0 ini, dengan menggelar Diklat 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja),” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko SA Cahyanto, di Jakarta, Sabtu (31/8).
Apalagi, menurutnya, industri animasi merupakan salah satu sektor industri kreatif yang cukup potensial untuk tumbuh dan berkembang di masa mendatang.
BPSDMI melalui Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar melaksanakan Diklat 3 in 1 Pembuatan Aset Animasi 3 Dimensi angkatan XIII dan Pembuatan Gerak Animasi 3 Dimensi angkatan XXII-2019 di Bali Creative Industry Center (BCIC), Denpasar, Bali. Kegiatan ini akan berlangsung selama 30 hari ke depan, yang telah dibuka secara resmi oleh Kepala BPSDMI pada Rabu (28/8) lalu.
“Peserta kali ini diikuti sebanyak 48 orang dari berbagai daerah, seperti Aceh, Lampung, Banten, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Yogya,” ucapnya.
Kedatangan mereka ke Bali difasilitasi Kemenperin, mulai dari transportasi, akomodasi dan konsumsi. Setelah lulus mereka jadi SDM unggul untuk mewujudkan visi Indonesia maju.
“Artinya, mereka siap kerja, yang dibuktikan dengan sertifikasi. Kami juga dukung apabila ada yang ingin menjadi entrepreneur, karena bisa menyerap tenaga kerja baru,” ujarnya.
Eko menambahkan, para peserta bakal dididik dan dilatih oleh instruktur yang merupakan praktisi industri serta akan diuji kompetensinya di akhir pelatihan oleh para asesor dari LSP BDI Denpasar.
“Pada akhir program, para peserta ini diharapkan siap ditempatkan langsung pada perusahaan-perusahaan animasi nasional. Untuk angkatan XIII, kami fasilitasi kerja sama dengan PT Castle Production, sedangkan untuk angkatan XXII bekerjasama dengan PT Jitu Kreasi Utama,” katanya.
Tahun ini, BDI Denpasar menargetkan mampu menghasilkan lulusan Diklat 3 in 1 hingga 2.000 orang. Berbagai program pelatihan telah dilaksanakan dari awal Januari dan berakhir Desember. Diklat meliputi pelatihan di bidang animasi, programing dan desain grafis.
Di tempat terpisah, Kepala BPSDMI juga sempat membuka Diklat 3 in 1 Operator Mesin Industri Garmen Berbasis Kompetensi sebanyak 295 peserta di BDI Jakarta pada Jumat (30/8). Mereka merupakan angkatan 22-24 tahun 2019 berasal dari kabupaten/kota di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Barat.
Eko optimistis, hasil Diklat 3 in 1 tersebut akan mendorong kinerja industri TPT di Tanah Air semakin gemilang. Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri TPT merupakan satu dari lima sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era industri 4.0. (Muhammad Raya)