BULELENG – MARITIM : Berdasar realisasi pengerjaan diatas 74%, Basuki Hadimuljono Menteri PUPR mengatakan, pembangunan shortcut Mengwitani-Singaraja diklaim sudah hampir selesai. Saat ini Kemen PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII tengah selesaikan proyek pembangunan shortcut di 4 lokasi yakni shortcut 3,4,5 dan 6 dengan jalan pintas yang telah digarap sekitar 4 kilometer dengan rincian untuk shortcut 5 dan 6 sepanjang 1,9 km dengan nilai proyek sekitar Rp.140 miliar oleh kontraktor PT. Adhi Karya dan PT. Cipta Strada (KSO).
Proyek tersebut terdiri dari pembangunan jembatan sepanjang 210 meter dan jalan 1.740 meter. Sementara untuk shortcut titik 3 sepanjang 476 meter senilai proyek Rp.12,1 miliar dengan kontraktor lokal PT. Aditia. Dan yang terakhir shortcut titik 4 dengan jalan yang digarap sepanjang 1,096 km, nilai proyek Rp.116 miliar dan kontraktor PT. Nindya Karya.
Menteri PUPR Basuki menjelaskan, dalam pengerjaan jalan ini juga terdapat konstruksi dua jembatan yang berada disamping Danau Bratan. Khusus jalan pintas 5 dan 6, diharap akan dapat mengurangi kelokan dari 15 kelokan menjadi 5 kelokan, serta tanjakan curam dengan kemiringan 10 hingga15 derajat, serta titik menurun menjadi 6 derajat hingga akan lebih nyaman saat dilalui kendaraan.
“Mudah-mudahan dengan shortcut ini dapat lebih lancar kedepan, kami upayakan selesai pada November mendatang. Proyek shortcut ini juga diharap rampung jadi 10 titik sesuai usulan bupati Buleleng”, ujar Menteri PUPR saat mengunjungi proyek shortcut di titik 5-6 yang berlokasi di Kabupaten Buleleng, awal bulan ini.
Bahkan dalam pengerjaan proyek shortcut tahap kedua yang akan digarap pada tahun 2020 mendatang, diprediksi akan mengalami penghematan anggaran sekitar Rp.337 miliar, atau efisiensi sekitar 40% dari target. Hal ini terjadi setelah dilakukan penilaian ulang terhadap metode pengerjaan melalui konsep value engineering.
Menurut Menteri Basuki, anggaran yang diusulkan dalam proyek shortcut ini sebelumnya bernilai Rp.550 miliar. Meskipun nantinya dilakukan value engineering, proyek shortcut itu akan tetap sesuai dengan spesifikasi. Selain itu, fungsi value engineering ini akan mampu mempertimbangkan dampak lingkungan. Oleh sebab itu, diharap dalam pembangunan jalan pintas ini juga dibangun sudut pandang (point of view) pemandangan alam, hingga nantinya area ini juga akan dapat dijadikan tempat destinasi wisata baru bagi para pengguna jalan.
“Oleh karenanya akan dibangun area pandang agar orang dapat menikmati pemandangan Bali yang indah ini. Jalan dan jembatan juga akan dilengkapi dengan ornamen bernuansa budaya lokal, hingga bernilai seni yang indah” tutur Menteri POUPR pula.
Lebih jauh dikatakan, tak hanya efisiensi dalam anggaran, menurutnya value engineering nantinya akan lebih efisien dalam pengerjaannya. Nantinya, jalur lama diharap akan tetap digunakan seperti biasa. Artinya dapat dijadikan one way bagi pengguna jalan.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengapresiasi pembangunan jalan pintas ini, karena hal ini akan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi antara Bali selatan dengan Bali utara.
Dikatakan, dengan jalan shortcut ini jarak tempuh antara Buleleng dengan Denpasar dapat lebih efisien dalam segi waktu, hingga prospek Buleleng sebagai daerah aksessibilitas tinggi patut dipertimbangkan. Apalagi Bali utara memiliki potensi pariwisata yang juga tak kalah bagus dengan wilayah lain.
Memungkasi penjelasan, Buparti Bnuleleng bericap: “Tinggal bagaimana kedepan diatur bagaimana pengaturan lalu lintas di kawasan Bedugul yang juga memiliki intensitas ekonomi tinggi”. (Erick Arhadita)