MARITIM, JAKARTA: Selain sejumlah predikat yang telah disandangnya, Presiden Republik Indonesia ke-3 Prof Dr. Ir. BJ Habibie juga sangat layak diangkat sebagai Bapak Supply Chain Indonesia, mengingat berbagai visi, gagasan, dan tindakan riil yang telah dilakukannya dalam pengembangan sektor transportasi dan logistik di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum DPP ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia) Yukki N. Hanafi dalam perbincangan dengan MARITIM hari ini (11/9) di ruang kerjanya saat mengenang berbagai jasa Habibie dalam pembangunan Bangsa Indonesia, terutama di sektor logistik.
Visi, gagasan, inisiatif, serta tindakan riil Habibie, menurut Yukki, sangat sejalan dengan berbagai konsep supply chain yang sedang berkembang saat ini. “Inisiatif dan gagasan Beliau terhadap industri logistik dan transportasi terutama terkait konektivitas multi-moda tidak hanya ada saat beliau menjadi pejabat negara baik sebagai Menteri, Wakil Presiden, Presiden, dan jabatan strategis lainnya, tetapi jauh sebelum itu,” kata Yukki.
“Bangsa ini sangat kehilangan seorang yang telah berjasa besar. Habibie telah meletakkan fondasi yang kokoh dalam berbagai aspek, terutama demokrasi, ekonomi, dan teknologi. Bagi kami pelaku bisnis logistik, gagasan Habibie merupakan cikal bakal dan fondasi dalam pengembangan supply chain nasional,” lanjut Yukki.
Berbagai inisiatif dan program Habibie selama mengabdikan diri dalam pemerintah Indonesia seperti pengembangan industri dirgantara melalui pengembangan PT Nurtanio, industri kelautan melalui pengembangan galangan kapal nasional PT PAL, serta inisiatif Habibie dalam industri otomotif nasional merupakan bukti nyata dalam mendukung konektivitas moda transportasi.
“Konektivitas multi moda transportasi merupakan faktor kunci konsep supply chain dalam bisnis logistik,” tegas Yukki.
Kepedulian Habibie terhadap industri logistik nasional juga tercermin jelas dalam kesediaannya dalam membuka secara langsung Musyawarah Nasional (Munas 2) Gafeksi pada tahun 1998.
“Dalam kata sambutannya saat itu, Habibie secara implisit menjelaskan soal arah perkembangan industri logistik yang mengarah pada konsep supply chain di mana peran transportasi multi moda sangat penting,” kenang Yukki.
Sejak saat itu Habibie juga sudah mengingatkan soal kemajuan teknologi yang akan mempengaruhi jalannya bisnis logistik dan mengingatkan soal pentingnya pembangunan sumber daya manusia, termasuk dalam sektor logiatik, sehingga memiliki daya saing dalam bisnis logistik yang akan dipengaruhi oleh kemajuan teknologi.
“Automasi di dunia logistik saat ini tak bisa dilepaskan dari gagasan pengembangan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang sangat gencar dilakukannya,” tegas Yukki.
Menurut Yukki, pengembangan INFA institut yang merupakan training center bagi sumber daya manusia industri logistik nasional juga tidak terlepas dari arahan Habibie terkait pengembangan sumber daya manusia saat Munas tersebut.
Menurut Yukki, ada begitu banyak pemikiran dan gagasan Habibie yang perlu ditindaklanjuti. “Bagi kami pelaku sektor transportasi dan logistik, jasa Beliau sangat besar. Penerapan konsep supply chain saat ini tak terlepas dari jasa Beliau.” Selamat beristirahat Bapak Supply Chain Indonesia. (A. Habib)