SEMARANG – MARITIM : Berdasar penelitian dari Center for International Forestry Research (CIFOR) diungkapkan bahwa hutan bakau Indonesia merupakan salah satu hutan paling kaya karbon, yang mampu menyimpan sepertiga dari seluruh karbon yang terdapat di dunia. Karenanya, kebutuhan penyerapan karbon harus didukung dengan cara konservasi dan pemulihan ekosistem bakau berkelanjutan di Indonesia.
Sejalan dengan kesadaran tersebut, dalam rangka kerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), 3M Indonesia memberi kontribusi memperbaiki ekosistem bakau dalam memulihkan potensi terhadap kekayaan pesisir pantai di Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Mengacu data CIFOR, hilangnya hutan bakau terjadi di pesisir Indonesia tepatnya di Jateng, termasuk di Teluk Semarang.
Sebagai kota di wilayah pesisir yang memiliki panjang pantai 13,6 km, Semarang memiliki nilai ekologis dan sosial-ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, wilayah ini juga rentan menghadapi berbagai tantangan fisik, seperti banjir pasang surut, erosi, penurunan permukaan tanah dan naiknya permukaan laut. Hal inilah yang menunjukkan bahwa hutan bakau memiliki peranan penting guna menjaga keseimbangan ekosistem wilayah pesisir.
Dari fakta-fakta tersebut, 3M Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan, memberdayakan masyarakat wilayah pesisir. Managing Director 3M Indonesia Sashidharan Sridharan mengatakan bahwa menjaga keseimbangan ekologi merupakan fokus utama 3M. Ujarnya melalui rilis media: “Kami bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk turut membantu memecahkan masalah global, mempromosikan pendidikan lingkungan dan konservasi berbasis sains, untuk meningkatkan kualitas kehidupan,”.
Melalui program Aksi Inspiratif Warga Untuk Perubahan (SIGAP) yang dikembangkan oleh The Nature Conservancy, 3M Indonesia ikut memberdayakan masyarakat meningkatkan kehidupan mereka dengan memberikan hak dan akses untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, dan merumuskan rencana pembangunan berkelanjutan. 3M juga memberi bantuan finansial sejumlah US$35.000, guna meningkatkan konservasi lingkungan wilayah pesisir Semarang, pengembangan mata pencaharian masyarakat lokal melalui ekowisata bakau, budidaya perarian yang berkelanjutan, dan memastikan pengembangan dan penggunaan sumber daya alam dalam wilayah pesisir dapat diawasi. Program ini untuk
mendukung misi Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pengelolaan ekosistem bakau.
Hal tersebut juga dimaksud untuk mendukung komitmen Indonesia didalam berkontribusi dalam pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang juga selaras dengan Agenda Nawa Cita – yang merupakan visi utama pembangunan nasional Indonesia. (Uti/Smr/Maritim)