JAKARTA – MARITIM : PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak usaha PT Pupuk Indonesia Logistik (PILOG) telah menyiapkan 18 armada kapal untuk mengangkut 1,26 juta ton pupuk bersubsidi ke berbagai titik distribusi di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi musim tanam Oktober-Maret.
“Kami memiliki 18 unit kapal untuk mengantarkan 1,26 juta ton pupuk bersubsidi ke berbagai titik distribusi di seluruh Indonesia. Sepuluh armada kapal itu di antaranya milik swasta,” kata Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero), Wijaya Laksana, pada kesempatan media briefing dengan Forum Wartawan Industri (Forwin), di Jakarta, Jumat (13/9).
Kapal-kapal tersebut, menurutnya, berukuran 3.000-3.500 DWT dari jenis curah. Melayani 194 rute pelayaran dari 4 pelabuhan. Sementara untuk mengirim pupuk bersubsidi memakai kapal-kapal kepunyaan swasta dilakukan melalui sistem tender.
“Kami mendistribusikan pupuk bersubsidi dengan menggunakan beragam moda transportasi, seperti kapal, 6.288 unit truk dan moda transportasi lainnya, dengan sistem tender. Sehingga ada tender dalam pengadaan kapalnya,” ujarnya.
Di samping itu, giat pengadaan pupuk sudah dilaksanakan dengan metode tender bersama di induk (holding), sehingga dapat harga yang lebih efisien.
Ditambahkan, menjelang musim tanam, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk subsidi 3 kali lipat dari ketentuan pemerintah, yakni sebanyak 1,26 juta ton. Terdiri 532.106 ton Urea, 375.510 ton NPK, 123.096 ton ZA, 123.012 ton SP-36 dan 114.979 ton Organik.
Stok tersebut disiapkan sebagai langkah antisipasi jelang musim tanam pada Oktober hingga Maret mendatang. Jumlah stok di lini III dan IV tersebut cukup untuk kebutuhan tiga bulan ke depan.
Stoknya disediakan oleh Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Pupuk Kujang Cikampek, Pupuk Iskandar Muda dan Pusri Palembang untuk memenuhi kebutuhan petani sesuai dengan alokasi yang diatur Kementan. Sehingga tidak terjadi kekurangan stok pupuk jelang musim tanam tahun ini.
Dalam penugasan penyaluran pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia mengikuti Permendag No 15/M-DAG/PER/4/2013, bahwa stok pupuk bersubsidi harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan hingga dua minggu.
“Namun, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan pupuk serta petani lebih mudah dan cepat menerima pupuk bersubsidi, kami meningkatkan ketersedian stok hingga dua kali lipat di lini III (gudang yang berlokasi di kabupaten) dan lini IV (kios resmi),” katanya.
Penyaluran 68%
Di sisi lain, stok pupuk bersubsidi yang disalurkan disesuaikan berdasarkan alokasi pupuk di masing-masing provinsi. Yang mana wilayah dan kebutuhannya, stok pupuk tertinggi saat ini ada di Jawa Timur, yaitu sebesar 345.472 ton untuk semua jenis pupuk. Kemudian Jawa Barat 216.724 ton dan Jawa Tengah sebanyak 195.189 ton.
Tercatat hingga 11 September 2019, Pupuk Indonesia Grup telah menyalurkan 6.026.667 ton pupuk bersubsidi. Terdiri 2.612.641 ton Urea, 583.313 ton SP-36, 636.207 ton ZA, 1.697.400 ton NPK, 497.104 ton Organik. Sedangkan penyaluran pupuk bersubsidi hingga 11 September 2019 mencapai 68% dari alokasi penyaluran pada 2019 sebesar 8,8 juta ton.
Alokasi 2019 sebanyak 8,8 juta ton tersebut berkurang sebanyak 676 ribu ton, jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 9,55 juta ton. Sebagai antisipasi kebutuhan petani maka akan disiapkan stok pupuk non subsidi di kios-kios.
Wijaya mengingatkan, pihaknya tidak ragu menindak tegas distributor dan penyalur pupuk bersubsidi yang melakukan kecurangan. Karena dapat dijerat hukuman pidana maksimal 5 tahun penjara. (Muhammad Raya)