Bekerja di Kapal Pesiar dan Galangan, Ratusan Pemuda Segera Diberangkatkan ke Eropa dan Timur Tengah

Deddy Herfiandi.
Deddy Herfiandi.

JAKARTA –  MARITIM : Kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia terus meningkat. Ratusan pekerja yang telah memiliki sertifikat kompetensi dalam waktu dekat segera diberangkatkan untuk bekerja di sejumlah kapal pesiar, galangan kapal dan hotel internasional di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah.

Penempatan tenaga kerja ini di bawah tanggung jawab PT Ratu Oceania Raya yang berkantor di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Namun karena izinnya khusus menempatkan pelaut yang bekerja di kapal-kapal pesiar internasional, maka  PT Ratu membentuk dua perusahaan baru, yaitu PT Garda Dinamika Sejahtera (GDS) dan PT Daya Hutama Segara (DHS).

Direktur Utama PT Ratu Oceania Raya, Deddy Herfiandi menjelaskan, PT GDS dibentuk khusus untuk memenuhi permintaan tenaga kerja di darat, seperti shipyard (galangan kapal) dan industri kemaritiman lainnya, serta perhotelan berkelas internasional. Sedang PT DHS akan menangani pemberangkatan pelaut-pelaut mandiri yang akan bekerja di kapal-kapal pesiar internasional.

Dalam hal ini, PT DHS tidak merekrut langsung para pelaut melainkan hanya bertindak seperti travel agent yang mengurus dokumen perjalanan pelaut, misalnya tiket dan visa. Rekrut dilakukan langsung (direct hiring) oleh pemilik/operator kapal pesiar melalui PT Ratu yang telah bekerjasama dengan prinsipal.

Jadi untuk sekarang ini, kata Deddy, banyak prinsipal yang tidak mau lagi membayar agen pengawakan kapal (manning agency) untuk merekrut pelaut. Misalnya, Royal Caribbean yang sekarang tidak kerjasama lagi dengan Ratu.

Tapi pelaut yang ingin bekerja di kapal pesiar banyak yang mendaftar ke PT Ratu yang memang spesialis menangani soal ini. Setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan prinsipal melalui PT Ratu, pelaut berangkat sendiri menuju tempat kapal pesiar berlabuh.

“Pemberangkatan pelaut mandiri inilah yang ditangani PT DHS. Prinsipal menganggap pelaut cukup cerdas dan mampu mengatasi permasalahan yang muncul, padahal sebenarnya tidak semua orang mampu seperti itu,” ujarnya kepada Maritim di kantornya, Rabu (11/9).

Namun Deddy menegaskan, perlindungan dan kesejahteraan pelaut mandiri sangat terjamin karena mereka bekerja di perusahaan besar yang menerapkan CBA (Collective Bargaining Agreement) dan mematuhi ketentuan internasional. Misalnya, gaji mengikuti standar internasional dan pasti diasuransikan.

Selama ini, beberapa perusahaan kapal pesiar telah mengadakan kerjasama dengan PT Ratu dalam merekrut pelaut. Di antaranya Viking Ocean Cruise, P&O Carnival, Disney Cruise, The World dan Seachefs.

Manajer PT DHS Dewi Pratiwi Putri menambahkan, Viking Ocean Cruise saat ini membuka peluang kerja bagi 61 orang untuk tenaga perhotelan di kapal itu. Antara lain di bagian house keeping, waiters, laundry, restoran dan teknisi intertainment, sementara P&O Carnival membutuhkan 41 tenaga perhotelan.

Syaratnya, kandidat berusia minimal 21 tahun, telah berpengalaman minimal setahun dan memiliki sertifikat kompetensi di bidangnya. Seleksi akan dilakukan mulai 24 Oktober dan diberangkatkan paling lambat Desember 2019.

Lowongan di Viking Ocean Cruise.

Menurut Deddy Herfiandi, gaji tenaga perhotelan di kapal pesiar berstandar internasional, minimal USD 700/bulan (belum termasuk tip dan bonus). Untuk waiter gajinya mencapai USD 2.500, sedang untuk asisten waiter USD 1.750/bulan.

Galangan kapal

Manajer PT GDS Hiromico Tumurang yang ikut mendampingi Deddy Herfiandi mengatakan, pihaknya menangani tenaga kerja di darat. Tahap pertama, pihaknya akan menempatkan 80 pekerja berkompetensi welder dan fitter (pengelasan) untuk perusahaan galangan kapal di Polandia.

“Saat ini sudah ada 50 peminat yang akan segera menjalani seleksi di BLK (Balai Latihan Kerja) swasta di Bekasi, Jawa Barat. Seleksi menggunakan peralatan las ini akan dilakukan langsung oleh perusahaan galangan kapal di Polandia,” kata Miko.

Peserta yang akan mengikuti seleksi ini diwajibkan menyiapkan uang Rp 6 juta. Biaya ini, Rp 1 juta diantaranya untuk menyewa tempat dan peralatan. Sedang yang Rp 5 juta lagi untuk biaya medical dan calling visa.

“Biaya Rp 5 juta wajib dibayar kandidat setelah lulus seleksi dan menandatangani kontrak kerja untuk berangkat ke Polandia pada Oktober 2019,” sambungnya.

Ditambahkan, gaji yang ditawarkan untuk welder dan fitter sebesar 12 dolar AS per jam, atau sekitar Rp 168.000/jam. Jadi gaji sebulan bisa mencapai sekitar Rp 42 juta.

Menurut Deddy, sebenarnya pihaknya ingin menyewa BLK milik pemerintah (Kemnaker) di Condet, Jakarta Timur. Tapi biayanya mahal dan birokrasinya rumit, sehingga akhirnya dipilih BLK swasta di Bekasi yang sewanya lebih murah.

Tentang hal ini, Deddy menyayangkan sikap pimpinan BLK Condet (pemerintah) yang tidak mendukung swasta mengirim tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. “Dalam momentum seperti ini, mestinya negara hadir untuk membantu, tapi kenyataannya negara tidak hadir,” ujarnya kesal.

Deddy optimis permintaan tenaga kerja di galangan kapal di Polandia dan negara-negara sekitarnya akan terus meningkat, karena para pemuda di negara tersebut banyak mencari kerja di negara Eropa lainnya yang lebih maju.

Untuk memberangkatkan pekerja las ke Polandia, pihaknya akan bekerja sama dengan PT Velanesia yang memiliki izin penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI). “Kami akan membeli perusahaan pengirim TKI yang sudah pasif tapi izinnya masih berlaku,” ujarnya.

Selain galangan kapal, hotel-hotel bertaraf internasional juga banyak membutuhkan pekerja dari Indonesia. Termasuk hotel-hotel internasional di Timur Tengah dan Jepang. Bahkan sejumlah perhotelan di Jepang saat ini memerlukan puluhan ribu tenaga kerja.

“Ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk mengisinya,” tutup Deddy.    (Purwanto).

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *