CIREBON JABAR – MARITIM : Sejalan dengan komitmennya terhadap para nelayan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Barat menargetkan, agar pada tahunb 2019 ini sebanyak 200 nelayan dapat mengantongi sertifikat Basic Safety Training Fisheries (BST-F) pada 2019. Sertifikasi tersebut dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Jafar Ismail Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Jafar Ismail, menjelaskan hal tersebut guna mewujudkan nelayan Jabar Juara.
Menurut Jafar, dengan sertifikat tersebut di antaranya dapat dijadikan sebagai persyaratan bagi nelayan yang akan bekerja di perusahaan asing. Pasalnya sertifikat tersebut berlaku di seluruh dunia, bahkan hanya di Indonesia saja. Selain itu, dengan mengantongi sertifikat menandakan nelayan tersebut memiliki keterampilan ketika berada di laut untuk terhindar dari kecelakaan. Termasuk memahami SOP ketika menangkap ikan.
“Untuk mendapatkannya para nelayan tersebut harus mengikuti pelatihan selama sebulan pada Unit Pelayanan Teknis (UPT) KKP di Tegal, Jawa Tengah. Saat ini terdapat 156 nelayan asal Jabar yang sedang digodok untuk mendapat sertifika” katanya akhir pekan lalu.
Diakui bahwa target 200 nelayan bersertifikat itu tak sebanding dengan jumlah nelayan yang berada di seluruh Jabar, yang mencapai sebanyak 123.041 orang, terdiri dari nelayan penuh 81.720 orang, nelayan sambilan utama 38.577 orang dan nelayan sambilan tambahan 7.744 orang. Mereka tersebar di pelbagai dsaerah, meliputi Kota dan Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Kota/Kabupaten Cirebon, Kota/Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Kota Tasik/ Kabupaten Tasikmalaya, Pangandaran, Ciamis, Kuningan, Majalengka, Banjar, Depok, Cimahi Sumedang, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, Purwakarta, Kota/Kabuparen Bogor.
Ungkap Kadis KP Jabar lebih jauh: “Untuk mendapat sertifikat memerlukan biaya yang cukup besar. Kita harus mengirim ke Tegal dengan biaya yang juga cukup mahal. Untuk satu orang diperlukan sekitar Rp 30-40 juta”.
Meski demikian, kata Jafar Ismail pula: “Bukan berarti kami tak ada upaya meningkatkan kualitas nelayan. Untuk itu, kami akan bekerjasama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Mundu Kabupaten Cirebon yang memiliki jurusan Perikanan dan Kelautan. Yang ada itu di Mundu sudah mengeluarkan BST-F lulusanya sudah otomatis tersertifikasi. Selain itu, di Jabar juga segera dibangun SMK Kelautan dan Perikanan di Jabar di Cianjur yang saat ini masih dikaji guna mempersiapkan segala sesuatunya agar matang” (Mrt/2701)