JAKARTA – MARITIM : Perum Bulog meluncurkan beras terfortifikasi, dengan merek beras Fortivit, bervitamin dan memiliki kualitas tinggi. Selain itu, beras tersebut juga nantinya bisa disalurkan untuk masyarakat miskin yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Beras Fortivit ini mengandung vitamin A, B1, B3, B6, B9, B12 dan Zinc. Sehingga beras ini mengandung banyak kelebihan dibandingkan beras lainnya,” kata Dirut Perum Bulog, Budi Waseso, saat peluncuran beras terfortifikasi, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Buwas, panggilan akrab mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), beras Fortivit ini merupakan beras yang sudah difortifikasi dengan sejumlah vitamin dan senyawa lainnya. Sehingga tidak akan ditemui lagi beras Bulog yang berkutu, jelek dan bau apek.
“Saya menjamin, beras Fortivit ini banyak vitaminnya, bahkan kalau mau dimasak tidak perlu lagi dicuci. Karena sudah steril dan bersih serta kemasannya divakum. Jadi kalau mau masak bisa langsung dimasukkan ke rice cooker dengan ditambahkan air secukupnya,” urainya.
Di sisi lain, beras Fortivit ini sudah mendapat jaminan dari Kementerian Kesehatan melalui BPOM.
Ditambahkan, sesuai perintah Presiden Jokowi pihaknya harus menyediakan beras untuk penerima BPNT, sehingga ke depan tiap gudang Bulog di daerah akan menyediakan fasilitas rice to rice. Artinya, beras yang keluar gudang Bulog sudah bersih dan tidak ada lagi kutunya, semuanya sudah dalam kemasan.
Beragam cara pun dilakukan untuk memojokkan Perum Bulog. Misalnya, dengan menciptakan citra buruk bagi Perum Bulog soal kualitas beras yang diedarkan ke masyarakat.
“Ini sudah komitmen bersama. Bulog tidak ingin lagi dikatakan memproduksi beras berkutu. Hari ini saya katakan masyarakat tidak mampu akan menerima beras yang baik dan bervitamin. Bagi masyarakat penerima BPNT juga tidak lagi menerima beras dengan kemasan 5 kg,” jelas Buwas.
Harga beras Fortivit untuk BPNT dijual Rp12 ribu/kg. Namun, jika harga tersebut masih mahal bagi masyarakat tidak mampu, Bulog tetap menyediakan beras dengan harga Rp8.000/kg. Sehingga nantinya masyarakat bebas memilih. Karena ke depan Bulog juga akan memproduksi beras medium yang terfortifikasi.
Beras Fortivit merupakan suatu bukti Perum Bulog selalu mengutamakan kualitas bagi beras yang dilepas ke pasar. Sekaligus ingin menepis tudingan kalau Perum Bulog menyalurkan beras dengan kualitas rendah yang didengungkan oknum-oknum tak bertanggungjawab.
Buwas mengakui, ada sejumlah pihak yang tidak suka dengan keputusan Presiden Jokowi yang menugaskan Perum Bulog sebagai penyedia beras dalam program BPNT.
Cegah stunting
Di kesempatan sama, Sesditjen Kesmas Kemenkes, Eni Gustina, mengatakan beras Fortivit yang diproduksi oleh Perum Bulog sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas.
“Untuk itu tentunya Kementerian Kesehatan sangat mendukung kegiatan tersebut, dalam rangka upaya pemenuhan gizi masyarakat, khususnya gizi mikro yaitu vitamin dan mineral. Di mana dengan terpenuhinya zat gizi yang baik akan mampu mencegah terjadinya stunting,” ujarnya.
Eni juga mengundang Perum Bulog untuk membuka stan pada awal Oktober 2019 mendatang. Karena Kementerian Kesehatan akan mengadakan bazar setiap hari Jumat awal bulan. (Muhammad Raya)