JAKARTA – MARITIM : Untuk menahan laju kenaikkan harga beras yang belakangan ini terjadi di Jakarta, Perum Bulog meluncurkan operasi pasar (OP) dalam program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), bagi 20 titik pasar.
“Menyusul musim kemarau yang berkepanjangan, kami melakukan OP dalam kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) selama tiga hari, yakni pada 24-26 September 2019,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, saat melepas 20 truk berisi bahan pangan, terutama beras ke 20 pasar di Ibukota DKI Jakarta, Selasa (24/9).
Peluncuran OP KPSH ini, menurut Buwas, panggilan akrab mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), ini untuk mencegah dan menangani terjadinya gejolak harga. Mengingat dari hasil pantauan harga beras IR-64 III di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) di tingkat grosir sebesar Rp9.025/kg. Sedangkan pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) harga beras medium II di tingkat eceran sebesar Rp11.550/kg.
Hasil pencatatan harga oleh BPS menunjukkan bahwa harga beras secara umum di tingkat konsumen mulai mengalami tren kenaikan walaupun tidak signifikan. Namun memperhatikan pola pergerakan harga beras tahunan menunjukkan tren kenaikan harga beras sampai akhir tahun.
“Hal ini yang harus kami antisipasi dari sekarang melalui kegiatan KPSH yang masif. Sehingga kenaikan harga menuju akhir tahun dapat dikendalikan sedari dini. Jika harga beras terus beranjak naik, tidak menutup kemungkinan OP beras akan berlangsung hingga Desember 2019 mendatang,” jelas Buwas.
Diperkirakan, kenaikan harga beras medium tersebut karena musim panen di beberapa sentra produksi sudah selesai. Namun demikian, bukan berarti sudah tidak ada stok beras di masyarakat.
“Beras tetap ada di masyarakat dan pedagang. Jadi tren kenaikan beras ini bukan terkait karena kelangkaan. Stok beras tetap banyak,” ungkapnya.
Faktor lain, kenaikan harga beras juga didorong oleh harga gabah di pasaran yang naik. Jika sebelumnya harga gabah masih Rp4.200-4.300/kg, maka sekarang sudah mencapai Rp5.000/kg.
“Kenaikan harga gabah itu yang mendorong naiknya harga beras. Ini yang harus kita jaga. Apalagi Bulog masih mempunyai stok beras yang dibeli dengan harga masih Rp4.000-4.200/kg,” tambahnya.
Data Perum Bulog menyebutkan, realisasi KPSH per 23 September 2019 sebesar 333.401 ton, dengan rata-rata realisasi per hari 1.126 ton. Khusus DKI Jakarta, realisasi kegiatan KPSH per 23 September 2019 mencapai 42.026 ton, dengan rata-rata realisasi per hari 2.159 ton. Beras OP dijual dengan harga Rp8.350/kg di tingkat pengecer dan Rp8.600/kg di tingkat konsumen.
Kenaikan rata-rata kegiatan KPSH memberikan sinyal bahwa pasar membutuhkan pasokan lebih banyak untuk meredam potensi gejolak harga beras menjelang akhir tahun.
Dalam pelaksanaan KPSH, Bulog bekerjasama dengan distributor, mitra, sinergi BUMN, pedagang pengecer, outlet binaan Bulog, maupun secara langsung ke konsumen melalui Satgas Bulog. Bulog juga bekerjasama dengan pemerintah daerah dan Satgas Pangan Polri untuk melakukan pengawasan dalam rangka menghindari penyimpangan di lapangan.
Adapun 20 titik OP di DKI Jakarta itu meliputi Pasar Senen, Pasar Koja Baru, Pasar Jembatan Merah, Pasar Palmerah, Pasar Grogol, Pasar Lenteng Agung, Pasar Johar Baru, Pasar Kebayoran Lama dan Pasar Petojo Utara.
Kemudian Pasar Cempaka Putih, Pasar Gembrong, Pasar Induk Cipinang, Pasar Kramat Jati, Pasar Klender, Pasar Rawa Bebek, Pasar Minggu, Pasar Warakas, Pasar Tomang Barat, Pasar Palmeriam dan Pasar Tanah Abang. (Muhammad Raya)