Indonesia Ajak Korsel Berinvestasi di First Class

Kepala BKPM Thomas Lembong
Kepala BKPM Thomas Lembong

JAKARTA – MARITIM : Indonesia mengajak Korea Selatan (Korsel) berinvestasi di jalur first class. Bukan berinvestasi di kelas dua yang hanya mengimpor bahan mentah dari Indonesia.
“Investasi first class adalah yang mengandalkan teknologi maju, ada proses alih teknologi dan peningkatan nilai tambah atas produk yang dihasilkan. Investasi itu juga harus bisa meningkatkan kualitas SDM Indonesia, sebagaimana visi Presiden Joko Widodo di periode kedua,” kata Menko Kemaritiman, Luhut B Pandjaitan, saat menyampaikan pidato kunci pada forum bisnis Invest Indonesia di Seoul, Korsel, Jumat (20/9).
Humas Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengabarkan Selasa (24/9), beberapa peluang investasi di sektor hilir domestik yang memiliki nilai tambah tinggi, antara lain pengolahan mineral nikel, bauksit dan mangan.
Pemerintah saat ini tengah membangun kawasan industri terpadu pengolahan nikel di Morowali yang mencakup smelter, stainless steel dan carbon steel. Dengan volume ekspor nikel sebesar US$612 juta per tahun (19,25 juta ton). Jika sudah diolah menjadi stainless steel nilainya berlipat 10,2 kali mencapai US$6,24 miliar.
Kepala BKPM, Thomas Lembong, dalam sambutannya melalui video menyatakan saat ini ekonomi dunia menghadapi banyak ketidakpastian. Seperti perang dagang Tiongkok-AS, di mana baru-baru ini Tiongkok mendevaluasi mata uangnya, sehingga tembus dari US$7,1.
Namun, Indonesia terus melanjutkan reformasi dan inovasi. Sekitar dua bulan setelah pemilu, agensi pemeringkat internasional Standard & Poor’s menaikkan Investment Grade Indonesia dari BBB ke BBB.
Hal ini, menurutnya, merupakan suatu prestasi yang luar biasa positif mengingat Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara berkembang yang mendapatkan peningkatan dalam masa-masa sulit.
Hubungan bisnis Korsel-Indonesia terus menjadi titik terang dalam perekonomian regional dan dunia. Dalam beberapa waktu, kita memiliki sejumlah terobosan positif, seperti groundbreaking petrochemical complex oleh Lotte Chemical dengan investasi sebesar US$3,5 miliar.
Selain itu, Hyundai Motor juga mengumumkan bahwa mereka akan kembali ke Indonesia dengan investasi sebesar US$1,7-1,8 juta. Indonesia sedang dalam proses negosiasi dan sejumlah inisiatif dengan perusahaan-perusahaan besar di Korsel yang strategis.
Duta Besar RI untuk Korsel, Umar Hadi, mengatakan selama lima tahun terakhir Korsel menjadi salah satu sumber arus utama FDI ke Indonesia. Namun, menurut data Financial Times FDI Market (2018) pengusaha Korsel menempatkan Indonesia sebagai pilihan ketiga sebagai opsi investasi luar negeri dengan total capex US$11,3 miliar (41 proyek). Mereka memilih Vietnam sebagai opsi pertama dengan total capex sebesar US$39,2 miliar (201 proyek).
“Masih banyak ruang untuk reformasi dan inovasi sebagai pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan untuk mengambil momentum dari perang dagang Tiongkok-AS seperti yang dikemukakan Presiden baru-baru ini,” ujarnya.
Forum bisnis Invest Indonesia yang diselenggarakan oleh KBRI Seoul, BKPM difasilitasi oleh IIPC (Indonesia Investment Promotion Center) turut membawa delegasi Market Sounding yang melibatkan 10 kawasan, terdiri dari dua Kawasan Ekonomi Khusus (Sei Mangke & Mandalika) beserta delapan Kawasan Industri.
Beberapa perusahaan Korsel yang sukses berbisnis di Indonesia, antara lain KEB Hana Bank, Samick Musical Instruments dan Hansae Textile turut memaparkan terkait keputusan memilih dan kiat suksesnya berinvestasi di Indonesia. Selain itu, BKPM juga membuka klinik konsultasi bisnis yang melibatkan Kemenaker, Ditjen Imigrasi dan Ditjen Pajak. Terdapat kurang lebih 20 perusahaan Korsel yang menyatakan minat pada sesi Business Meeting.
Forum bisnis ini dibuka oleh Duta Besar RI untuk Korsel, Umar Hadi, merupakan salah satu dari rangkaian acara peringatan Hari Kemerdekaan ke 74 dan Hubungan Diplomatik ke 46 Indonesia-Korsel di Seoul. Forum ini diadakan bekerjasama dengan BKPM, Pemprov Sumsel dan Himpunan Kawasan Industri.
Selain menghadirkan Menko Maritim selaku keynote speaker, juga menampilkan sejumlah pembicara antara lain co-founder unicorn BukaLapak Muhammad Fajrin Rasyid dan CEO aplikasi rumah makan Qraved Steven Kim dan Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman. (Muhammad Raya)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *