TANJUNG PERAK – MARITIM : Yargon “Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersinergi” bukannya berhenti pada kata-kata. Hal ini terbukti dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) yang segera siapkan tambahan pasokan gas alam cair sebanyak satu kargo untuk pengoperasian terminal LNG (liquefied natural gas) di Teluk Lamong, sebagai rangkaian Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur, pada Oktober mendatang. Gigih Prakoso, Direktur Utama PT PGN membenarkan bahwa pihaknya memesan satu kargo LNG yang akan dioperasikan di Teluk Lamong. Ungkapnya: “Gas ini kami persiapkan untuk proyek small scale LNG terminal di Teluk Lamong, kami pesan 1 kargo LNG dari Pertamina”.
PGN telah membangun terminal LNG dengan total kapasitas 180 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/ MMscfd) yang dikerjakan dalam tiga tahap hingga tahun 2023. Untuk tahap pertama, terminal LNG dengan kapasitas 30 MMscfd akan siap beroperasi pada akhir tahun ini. Sementara itu, pembangunan terminal LNG Teluk Lamong fase kedua akan fokus pada pembangunan terminal pengisian LNG skala kecil (Iso Tank 20 feet–40 feet container) untuk distribusi LNG di luar sistem pipa PGN dan ship to truck LNG bunkering.
Sebelumnya, Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Arief S. Handoko mengatakan PGN meminta tambahan pasokan sebanyak satu kargo LNG untuk digunakan pada Oktober. Hanya saja, karena produksi SKK Migas sudah maksimal, maka kami tak dapat beri tambahan pasokan. Ujar Arief: “PGN minta tambah satu kargo lagi untuk Oktober, tetapi saya minta agar untuk mememnuhi kebutuhan itu, coba berkomunikasi dengan Pertamina. Sebab mereka telah menyerap LNG domestik jatah yang ada di perusahaan, unit penampungan dan regasifikasi terapung (FSRU) Lampung, ataupun jatah PT PLN”. (Ayu/Sub/Maritim)